REPUBLIKA.CO.ID, NGAWI -- Satu dari 13 korban meninggal akibat kecelakaan helikopter MI-17 milik TNI AD yang jatuh di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara pada Sabtu (9/11), merupakan warga Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Korban adalah Serka Aan Prayitno (32), asal Dusun Sambirejo, Desa Tepas, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi. Pihak keluarga mendapat kabar kematian korban pada beberapa jam setelah kecelakaan.
"Kami mendapat kabar kalau Aan ikut jadi korban kecelakaan helikopter pada Sabtu kemarin sekitar jam 2 siang. Namun, masih simpang siur. Akhirnya sekitar jam 4 sore mendapat telepon lagi dari kerabat di Jakarta, yakni Kolonel Suhartoyo, yang mengabarkan bahwa dia termasuk dalam daftar korban meninggal jatuhnya helikopter MI-17," ujar paman korban, Sukanto (50), kepada wartawan, Minggu.
Mendengar kabar tersebut, ibu korban Sukartinah, langsung terbang ke Kalimantan guna memastikan berita itu. Kini, ia telah tinggal di rumah saudara yang ada di sana untuk menunggu proses evakuasi.
Sukanto menunturkan, Aan yang merupakan teknisi helikopter tersebut, terakhir kali bertemu dengan keluarga di Ngawi sekitar tiga bulan yang lalu.
"Ia pulang kampung pada tiga bulan yang lalu. Saat itu ia pamitan dan meminta doa restu kepada ibu serta keluarganya yang lain karena akan bertugas ke Kalimantan. Selain minta doa restu, Aan juga berziarah ke makam ayahnya Sudarsono," ungkap Sukanto.
Meski merasa sangat kehilangan dan sedih, keluarga berusaha untuk tabah. Hingga kini, keluarga belum mendapat kabar tentang pengiriman jenazah anak kedua dari empat bersaudara tersebut.
"Informasi pengiriman jenazah belum ada. Hanya saja, keluarga ingin Aan Prayitno dimakamkan di kampung halamannya di Ngawi," terang Sukanto.
Seperti diketahui, helikopter MI-17 milik TNI AD yang mengangkut 19 orang dari TNI dan sipil, mengalami kecelakaan dan jatuh di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara pada Sabtu (9/11). Dalam peristiwa tersebut, korban meninggal mencapai 13 orang dan korban selamat enam orang.