REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kota Surabaya memperingati Hari Pahlawan 10 November dengan mendeklarasikan diri sebagai kota bebas prostitusi. Deklarasi digelar di Taman Bungkul, Ahad.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam sambutannya mengatakan, orang tua yang tinggal di kawasan lokalisasi di Kota Surabaya harus memperhatikan masa depan anak-anak mereka.
"Masa depan anak-anak harus jadi prioritas. Orang tua jangan hanya memikirkan perut saja tetapi merugikan anak-anak," katanya.
Kegiatan yang digelar bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan ini juga dihadiri ratusan elemen masyarakat yang mendukung kampanye Surabaya bebas prostitusi.
Pemerintah Kota Surabaya, lanjut dia, serius melakukan rehabilitasi terhadap wilayah lokalisasi. Sejauh ini, sudah ada tiga lokalisasi yang sudah ditutup yakni lokalisasi Tambakasri, Klakah Rejo, dan juga Dupak Bangunsari.
Ke depannya, lanjut dia, Pemkot Surabaya berencana menutup lokalisasi Sememi pada Desember 2013 dan akan melakukan rehabilitasi terhadap kawasan lokalisasi Jarak dan Dolly pada 2014.
Wali kota menggarisbawahi bahwa rehabilitasi lokalisasi di Surabaya harus dilakukan khusus untuk rehabilitasi lokalisasi Dolly. Wali kota menyebut sedang melakukan persiapan matang.
Terkait hendak diapakan kawasan Dolly setelah direhabilitasi nanti, wali kota menegaskan bahwa Pemkot akan menjadikan area lokalisasi yang berada di tengah kota ini sebagai sub distrik unit pengembangan.
Wali kota meyakinkan agar warga yang tinggal di sekitar lokalisasi Dolly, tidak khawatir dengan adanya rencana rehabilitasi yang dilakukan Pemkot Surabaya.
Mantan kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya ini mencontohkan warga di kawasan lokalisasi Dupak Bangunsari yang awalnya sempat tidak setuju dengan penutupan, kini merasakan dampak positifnya.
"Warga di sekitar Dolly tidak usah bingung. Lihat warga di Dupak Bangunsari, sekarang produk UKM mereka sudah sampai luar negeri. Saya juga terkejut. Kalau ada niat baik, Tuhan pasti bantu," katanya.