Ahad 10 Nov 2013 22:33 WIB

Megawati Bocorkan Proses Pencalonan Jokowi-Ahok di Pilkada Jakarta

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Citra Listya Rini
Jokowi dan Megawati
Foto: Antara/Haryo Setyaki
Jokowi dan Megawati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarno Putri akhirnya membocorkan ke publik proses pemilihan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta.

Kisah ini disampaikan Megawati saat menghadiri acara peringatan ulang tahun ke-77 politisi senior PDI Perjuangan, Sabam Sirait yang juga dihadiri pasangan Jokowi-Ahok, Ahad (10/11) di Jakarta.

Ketika itu, menjelang Pilkada DKI Jakarta, masyarakat sedang menanti-nanti siapa calon gubernur DKI Jakarta yang akan diusung PDI Perjuangan.

"Saya waktu itu telpon Dik Jokowi dari Bali. Saya bilang tugas kamu di Solo berat. Mau gak Dik Jokowi saya "lempar" ke Jakarta," kata Megawati menirukan ucapan telponnya kepada Jokowi ketika itu. Mendengar tantangan Megawati Jokowi hanya menjawab singkat. "Siap!," ujarnya.

 

Setelah mendapat persetujuan dari Jokowi, Megawati lantas menelpon Sekretaris Jendral PDIP, Tjahjo Kumolo. Megawati meminta Tjahjo mengurus segala proses administrasi untuk pencalonan Jokowi sebagai gubernur.

"Saya terus telepon Pak Tjahjo. Jo.. Saya sudah putuskan nomor satu untuk DKI Jokowi," kata Megawati Mendengar keputusan Megawati, Tjahjo sempat terkejut. "Jokowi bu?!," tanya Tjahjo dengan nada heran.

"Wis meneng (sudah diam). Siapkan saja apa yang diperlukan," kata Megawati. "Lalu siapa wakilnya?," tanya Tjahjo lagi kepada Megawati. Tapi, Megawati tidak menjawab.

Setelah menimbang-nimbang, pilihan untuk menjadi calon wakil gubernur DKI Jakarta pendamping Jokowi akhirnya jatuh kepada Basuki Tjahja Purnama (Ahok). Setengah berkelakar Megawati mengatakan sengaja memilih Ahok karena terkenal sebagai pemimpin keras saat menjadi Bupati Bangka Belitung.

"Kalau orang Solo kan halus. Marahnya dipendam. Mesti dicari-cari orang yang rada-rada preman," kenang Megawati langsung disambut gelak tawa para hadirin.

Setelah keputusan diambil, Megawati kembali menghubungi Tjahjo. "Jo saya sudah dapat wakilnya. Ingat tidak yang di Bangka Belitung?," kata Megawati.

"Kok jauh banget Bu sampai Bangka Belitung?," tanya Tjahjo. "Ya namanya di Indonesia, di mana saja boleh," jawab Megawati.

Megawati menceritakan ketika pasangan Jokowi-Ahok disampaikan ke publik banyak lembaga survey yang meragukan elektabilitas mereka. Sejumlah kader PDIP bahkan ada yang mengatakan keputusan Megawati mencalonkan Jokowi-Ahok di Pilkada DKI Jakarta merupakan sebuah blunder.

Menjawab keraguan lembaga survei dan sejumlah orang dekatnya Megawati lantas memerintah seluruh kader PDI Perjuangan bekerja memenangkan pasangan Jokowi-Ahok. Perlahan tapi pasti survei Jokowi mulai meningkat. Dukungan dari para relawan juga terus bertambah.

Sampai akhirnya Jokowi-Ahok memenangkan Pilkada DKI Jakarta. "Akhirnya jadi keren kan. Waktu survei semua lemas. Dibilang saya salah pilih. Akhirnya saya bilang kerja!. Tik.tik.tik survei naik," kisah Megawati. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement