REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Delapan orang haji dari berbagai daerah di Jawa Timur hingga kini masih tertinggal di Arab Saudi. Mereka terpaksa tertinggal karena sakit dan harus menjalani perawatan di rumah sakit setempat, sehingga kepulangannya ke Tanah Air tertunda.
"Hingga Kloter 48 (12/11) tiba, tercatat delapan haji asal Jatim yang masih dirawat di Arab Saudi karena sakit dan 32 haji asal Jatim yang meninggal dunia di Tanah Suci, namun tiga di antaranya wafat saat pemulangan," kata Sekretaris PPIH Debarkasi Surabaya HM Asyhuri di Surabaya, Selasa (12/11).
Ia menjelaskan delapan haji yang tertunda pulang ke Tanah Air adalah Sri Ani Anggraini binti Hadisoewarno (Kloter 21/Mojokerto) yang sakit pada tulang sendi, Moh Tibyan bin Abdulloh (24/Surabaya) yang sakit diabetes, dan Suwito Dulah bin Sajuti (29/Blitar) yang menderita gangguan mental.
Selanjutnya, Maftuhah binti Imron Arifin (35/Pamekasan) yang sakit jantung, Saeman Jean bin Razak (36/Pamekasan) yang sakit PPOK, Baihaki bin Yusuf (37/Pamekasan) yang sakit jantung dan diabetes, Sulina binti Senakun (40/Lumajang) yang sakit premoni, dan Moedjito bin Pawiro Sentono (48/Malang) yang sakit jantung.
"Untuk 33 orang haji asal Jatim yang mayoritas meninggal dunia di Tanah Suci itu umumnya dari kelompok risti (risiko tinggi) yakni 12 orang berusia 71-80 tahun, 10 orang berusia 51-60 tahun, delapan orang berusia 61-70 tahun, dan dua orang berusia 41-50 tahun," ujar Asyhuri.
Selain haji yang tertunda pulang ke Tanah Air, ada dua orang haji asal Jatim yang sudah pulang tapi masih tertahan di Surabaya saat proses pemulangan untuk menjalani perawatan di Rumah Sakit Haji Surabaya, yakni Hanansari (37/Pamekasan) dan Astinaningsih (39/Surabaya).
"Ada satu lagi haji yang juga tertahan untuk pulang karena menjalani perawatan di Rumah Sakit Haji Surabaya, yakni Suyatin binti Sukarno Ronosumi asal Provinsi Bali dari Kloter 44," katanya.
Hingga kini (12/11) tercatat sebanyak 21.384 orang sudah pulang ke Tanah Air melalui Debarkasi Surabaya, termasuk ratusan petugas yang terakumulasi dari Kloter 1 hingga Kloter 48.
"Untuk ketepatan penerbangan Saudi Airlines dalam masa operasional pemulangan cukup baik, karena tercatat 36 penerbangan yang pulang lebih cepat dan 11 penerbangan yang pulang terlambat serta satu penerbangan yang datang tepat waktu," kata Asyhuri.
Dari 48 kloter tersebut yang signifikan lebih cepat terjadi pada Kloter 22 yakni selama satu jam 28 menit, kemudian kloter yang mengalami keterlambatan paling signifikan terjadi pada Kloter 42 yakni selama satu jam 27 menit.