REPUBLIKA.CO.ID, JKAIRO — Presiden Mesir terguling Muhammad Mursi dikabarkan bertemu dengan sebuah tim pengacara, Selasa (12/11). Ini menjadi pertemuan pertama mereka sejak Mursi dipenjara menyusul penggulinggan dirinya, 3 Juli lalu.
Akan tetapi, pimpinan Ikhwanul Muslimin (IM) itu belum mengizinkan tim pengacara tersebut mewakilinya pada persidangan lanjutan—yang menurut jadwal akan digelar awal tahun depan.
Pertemuan mereka kali ini lebih untuk mendiskusikan tindakan hukum apa saja yang perlu diambil untuk menghadapi proses peradilan nanti.
“Dia (Mursi) ingin mengambil tindakan hukum terhadap orang lain. Tapi bukan untuk membela diri,” kata putra Mursi, Usama,Selasa (12/11).
Mursi sempat ditahan di sebuah lokasi yang dirahasiakan setelah ia dijatuhkan oleh kekuatan militer pada 3 Juli. Presiden Mesir pertama yang dipilih demokratis itu kemudian dipindahkan ke sebuah penjara keamanan tingkat tinggi di kota pelabuhan Mediterania, Iskandariah, setelah sesi persidangan pembuka untuknya digelar pada 4 November lalu.
Meskipun situasi politik di Mesir sekarang ini sangat terpolarisasi dan militer mendapat dukungan kuat, para pendukung IM terus memprotes kudeta terhadap Mursi.
Dalam sesi persidangan pembuka, Mursi juga menyebut pengadilan ini tidak sah. Ia mengatakan, majelis hakim tidak memiliki kewenangan untuk mengadili presiden, dan berulang kali menegaskan bahwa dia tetap sebagai pemimpin negara itu.
Mursi pun beranggapan, proses peradilan ini hanya menjadi ‘kedok’ bagi kudeta militer. Persidangan Mursi ditunda hingga 8 Januari 2014 setuju menyerahkan pembelaan dirinya kepada tim pengacara.
“Namun kami akan berusaha meyakinkan Mursi untuk menerima tim ini dan mengatakan kepadanya, hal tersebut tidak akan melemahkan tantangannya terhadap legitimasi pengadilan,” tutur salah satu pengacara.