REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bangkai kapal selam diduga milik Nazi Jerman yang ditemukan di Laut Jawa bisa jadi benar adanya. Ini karena memang ada catatan resmi dari arsip U-Boat (Unterseeboot) yang menegaskan ada patroli dari armada kapal selam Jerman di Laut Jawa.
Dalam literatur yang membahas pergerakan U-Boat di seluruh dunia semasa Perang Dunia II, ditemukan paling tidak ada dua kapal yang berlayar di Laut Jawa. Laman Uboat.net dan Uboat archive menyatakan kedua kapal selam itu bertipe IXC/40 U-183 dan IXC/40 U-168.
Ketua Tim Peneliti Arkeologi yang menemukan bangkai kapal selam, Bambang Budi Utomo, mengatakan, kesimpulan awal penelitian adalah mereka menemukan kapal selam U-168. Meski tidak ada nomor identitas apapun di lambung kapal.
Namun misteri ini bisa jadi terbongkar dengan membandingkan data sejarah U-Boat. Dari catatan arsip U-Boat tercatat memang pergerakan U-168 dan U-183 ada di Laut Jawa. Keduanya masuk ke dalam armada perang Nazi Jerman yang bekerja sama dengan Jepang. Ketika itu Jepang sudah menjajah Indonesia.
Data teknis untuk U-168 misalnya, kapal ini dipesan di Jerman pada 15 Agustus 1940. Setahun kemudian, pada 15 Maret 1942, perusahaan Deutsche Schiff und maschinenbau AG dari Bremen mengerjakannya. Setahun kemudian, pada 5 Maret 1942, U-168 sudah diluncurkan.
Kapal U-168 masuk ke dalam armada Nazi Jerman yang ditugaskan Adolf Hitler untuk patroli di wilayah Asia Pasifik. Patroli ini kerjasama dengan Jepang. Kedua negara membentuk satu kelompok yang mereka beri nama Munson Grouppe yang berpatroli di Asia Tenggara.
Dalam dua tahun patrolinya di Asia Tenggara dan Pasifik, U-168 terbukti cukup efektif. Kapal selam ini berhasil menenggelamkan dua kapal sekutu, satu kapal perang sekutu, dan merusak satu kapal sekutu.Namun nyawa U-168 berakhir di 6 Oktober 1944.
Dalam buku 'U-Boats Destroyed' karya Paul Kemp dikisahkan sebagai berikut: U-168 dibawah komando Kapten Letnan Helmut Pich sedang dalam perjalan dari Batavia (Jakarta) ke Surabaya. Di Surabaya, kapal ini rencananya akan bergabung dengan U-537 dan U-862.
Bertiga mereka akan berpatroli ke pesisir Australia. Namun dalam perjalanan ke Surabaya itu, U-168 terlacak oleh kapal selam Belanda Zwaardvisch. Sekitar 11 menit setelah melihat musuhnya, Zwaardsvisch menembakkan enam torpedo dari jarak 900 yard.
Satu ledakan terdengar keras. Komandan kapal selam Belanda menaikkan periskop untuk melihat situasi. Ternyata U-168 sedang berada di permukaan saat tertembak torpedo. Sejumlah kru kapal termasuk perwiranya sibuk menyelamatkan diri.
Sebanyak 23 tentara tewas di dalam kapal selam, sementara 27 tentara Jerman diselamatkan dan menjadi tawanan. Dari keterangan tawanan diketahui, ada tiga torpedo yang bersarang di perut U-168. Namun hanya satu torpedo yang meledak."