REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemberitaan tentang Islam di media Indonesia dinilai lebih baik dan menjadi acuan pesan damai Islam ke dunia internasional.
Sekjen Kemenag Bahrul Hayat mengatakan pemberitaan Islam di Indonesia jauh lebih baik dibandingkan di negara berpenduduk mayoritas Islam sekalipun.
"Indonesia memainkan peran penting dalam mencitrakan Islam yang lebih baik," ujar Bahrul, Selasa (19/11). Inilah yang membuat Indonesia kembali menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Islam Internasional tentang Media III, pada 3 hingga 5 Desember 2013 mendatang.
Konferensi Islam Internasional tentang Media ke III ini, kata dia, merupakan tindak lanjut pertemuan konferensi pertama dan kedua. Tema besar Konferensi Islam Internasional tentang Media ke III kali ini, Media dan Tanggung Jawab Sosial.' Konferensi ini dilatarbelakangi oleh pemberitaan yang terus mendeskriditkan dunia Islam, termasuk Arab Spring di Timur Tengah.
Kekuatan sosial politik di Timur Tengah ini, kata dia, semakin berkembang dengan kekuatan media. Sehingga media menciptakan pranata baru berupa jaringan-jaringan relasi sosial berbasis TI. Seiring meningkatnya signifikasi peran media itu, pembahasan tentang tanggung jawab media semakin penting.
Keunggulan indonesia, espektasi dunia internasional menginginkan Indonesia sebagai leader gerakan yang lebih damai dan seimbang. bila kita melihat dua dunia global antara muslim dan barat. Indonesia berada di tengah dan berperan pada keduanya. Karenanya ia berharap Indonesia dapat menjadi leader menggerakkan media Islam dunia sebagai penyeimbang dari media-media barat yang cenderung mendeskriditkan.
Ketua Panitia Konferensi Internasional Islam tentang Media ke III, Jamhari mengungkapkan dalam konferensi ini akan diikuti 400 peserta yang terdiri dari 250 peserta nasional dan 150 peserta internasional dari kalangan akademisi, pakar media, jurnalis dan pengusaha media 53 negara.