REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, melawan celaan besar kelompok anti-Iran di lantai Senat AS. Obama mengatakan 'Paman Sam' telah berhasil membuat kemajuan drastis tentang perdamaian antara negara-negara 'tukang curiga' di Timur Tengah.
Pernyataan Obama menyusul kesepakatan nuklir Iran bersama AS dan lima negara besar. Obama menyanjung kesepakatan tersebut. Menurut dia, segala penjegalan kesepakatan tersebut adalah intrik politik.
''Ada pembicaraan yang mengencang (di Senat AS) tentang usaha menggertak kami (Gedung Putih) secara politis. Tapi itu bukanlah, saya katakan 'bukanlah hal yang benar untuk keamanan kita,'' kata Obama saat di San Fransisco, AS, seperti disiarkan stasiun berita FOX News, Selasa (26/11).
Obama tidak menyebutkan kelompok mana yang dimaksudkan dia sebagai penjegal. Akan tetapi, Presiden mengatakan kesepakatan nuklir dengan Iran adalah langkah bagus menuju perdamaian AS dengan 'Negeri Para Mullah' itu.
''Saya katakan sejak pertama kali (menjadi Presiden), saya akan membawa perubahan. Mambawa halaman baru dari perang panjang,'' ujar dia.
Obama meyakinkan masyarakat AS dan internasional, terutama Israel, bahwa ada cara-cara diplomatis menangani setiap persoalan. Aksi saling gertak dan pamer kekuatan militer adalah ancaman bagi bersama.
Obama mengatakan Iran telah menuruti semua yang diinginkan. Itu artinya mengakhiri kecurigaan.
Hampir enam bulan kesepakatan nuklir Iran mengalami stagnan. Konfrensi Jenewa pada akhir pekan lalu memecah kebuntuan selama ini.