REPUBLIKA.CO.ID, Garut -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut menetapkan siaga bencana pada awal musim penghujan tahun ini. Untuk mengantisipasi bencana tanah longsor di wilayah ini, BPBD setempat menyiagakan aparatnya hingga ke tingkat desa.
"Seluruh personel BPBD mendapat tugas 24 jam secara bergiliran. Ini untuk mengantisipasi bencana longsor yang bisa terjadi kapan saja di musim penghujan," kata Kepala BPBD Kabupaten Garut, Dikdik Hendrajaya, Kamis (5/12).
Menurut Dikdik, wilayah Garut yang rawan terhadap bencana tanah longsor berada di bagian selatan. Daerah tersebut, kata dia, merupakan perbukitan dan pegunungan yang rawan terhadap bencana tanah longsor di musim penghujan.
Pada awal musim penghujan ini, imbuh dia, jalan raya yang menghubungkan wilayah tengah dan selatan sempat terputus selama 17 jam akibat tanah longsor. Jalan provinsi yang terputus itu, kata dia, di Kecamatan Cisewu. "Penanganan jalan yang tertimbun longsor dilakukan Dinas Bina Marga. Jalan sempat terputus sejak Selasa hingga Rabu (3-4/12). Namun sekarang sudah normal kembali," katanya.
Dikatakan Dik Dik, selain akses jalan, daerah permukiman penduduk yang berada di dilembah bukit dan gunung juga rawan terhadap tanah longsor. Sejak musim penghujan datang, kata dia, aparat BPBD bersama staf kecamatan hingga desa turun ke lapangan memberikan penyuluhan kepada masyarakat.
Menurut Dik Dik, minimnya sarana dan prasarana menjadi salah satu kendala BPBD Kabupaten Garut dalam menghadapi musim penghujan kali ini. Ia berharap pemerintah provinsi dan pusat memberikan perhatian terhadap BPBD Kabupaten Garut, khususnya dalam penyediaan sarana dan prasarana.