REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Peneliti dan sejarawan LIPI, Asvi Warman Adam, meminta agar semua pihak yang terlibat dalam persoalan polemik film Soekarno agar menurunkan egonya masing-masing. Ia sangat berharap agar film yang menyampaikan pesan bagus ini bisa ditonton masyarakat. ''Sebaiknya mereka duduk bersama lagi, singkirkan perbedaan sebelum meneruskan peredarannya,'' sarannya dalam siaran pers yang diterima Republika di Jakarta, Jumat (13/12).
Asvi menyatakan hal tersebut menanggapi keputusan sementara Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang mengabulkan sebagian gugatan keluarga presiden pertama RI Soekarno yang diwakili oleh Rachmawati Soekarnoputri.
Salah satu putusan tersebut berbunyi agar peredaran film itu dihentikan. Selain itu, master film yang disutradarai oleh Hanung Bramantio dan Multivision Plus selaku produser harus diserahkan kepada keluarga Soekarno.
Asvi yang ikut pada awal penyiapan skenario film ini menambahkan, silahkan proses pengadilan berjalan, tapi secara personal juga berlangsung. Dosen Universitas Indonesia (UI) ini mengatakan, konflik yang terjadi antara pihak keluarga Soekarno, Hanung Bramantio dan Multivision plus sebagai produser harusnya menjadi pelajaran bagi semua pihak. ''Semuanya. Seperti hak dan kewajiban mereka harus diselesaikan dulu sebelum produksinya dimulai,'' ujarnya.