Jumat 13 Dec 2013 12:13 WIB

Golput Tinggi Gegara DPR Masa Lalu

Rep: Riga Iman/ Red: Citra Listya Rini
Golput
Golput

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Potensi warga yang tidak menyalurkan hak pilihnya atau golongan putih (golput) dalam pemilu cukup besar. Hal ini diprediksi lantaran kekecewaan terhadap kinerja anggota dewan sebelumnya.

''Saya tidak kaget kalau ada warga yang skeptis pada pemilu,'' kata Anggota DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS), Indra, kepada wartawan di Jakarta, Jumat (13/12).

Selama ini masyarakat disuguhi pertunjukkan yang tidak diharapkan dari para wakil rakyat itu. Indra mencontohkan kasus korupsi yang menjerat sejumlah anggota dewan baik pusat maupun daerah. Selain itu, ada sejumlah wakil rakyat yang tidak merakyat dan jarang hadir pada saat dibutuhkan warga.

Indra mengatakan para wakil rakyat hanya datang beberapa saat menjelang pemilu digelar untuk kepentingan merebut suara. Bahkan, diantaranya ada yang membagi-bagikan uang. 

Ironisnya, setelah momen pemilu warga terkesan ditinggalkan. Aspirasi warga yang sebelumnya ditampung pun tidak lagi diperjuangkan seperti janji awal.

Menurut Indra, kondisi ini diperkirakan berpotensi pada timbulnya kekecewaan di tengah masyarakat. Salah satu bentuknya dengan tidak memilih pada pemilu yang digelar pada April 2014 mendatang.

Karena itu, Indra menyebut momen pemilu nanti dapat menjadi ajang reward and punishment bagi anggota DPR yang mencalonkan kembali. Bila selama ini bekerja dan memperjuangkan kepentingan rakyat maka akan kembali terpilih.

Sebaliknya, lanjut Indra, jika kinerjanya tidak memuaskan. Maka rakyat mempunyai hak untuk tidak memilih calon anggota legislatif (caleg) itu.

Sebelumnya, Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Jimly Asshiddiqie merasa miris dengan adanya degradasi kepercayaan masyarakat terhadap pemilu. Kondisi ini bisa dilihat dari partisipasi pemilih dalam penyelenggaraan pemilukada di daerah-daerah.

Informasi yang diperoleh, persentase pemilu pada 1999 data dari KPU mencapai 93,30 persen. Sementara pada  pemilu 2004 lalu sebesar 84,07 persen. Jumlah itu turun kembali pada  kemudian pada pemilu 2009 yang mencapai sebesar 70,99 persen.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement