REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah kalangan mencibir foto selfie (diri sendiri) Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, bersama Perdana Menteri Inggris, David Cameron dan Perdana Menteri Denmark, Helle Thorning-Schmid.
Hujatan membanjiri ketiganya karena dianggap tidak sopan. Wajar, soalnya foto tersebut diambil saat upacara penghormatan terakhir untuk pahlawan antirasisme dunia, Nelson Mandela, Selasa (10/12) kemarin.
Pengamat gestur politik Prof Erman Anom menengarai, tersebarnya foto-foto 'selfie' tersebut tidak akan berpengaruh besar terhadap citra politik Obama. Erman hanya menyayangkan Obama dan dua PM melakukan foto 'selfie' saat upacara pelepasan Mandela.
Menurutnya, kejadian yang tergambar dalam foto-foto tersebut tidak etis. "Foto-foto itu tidak etis, dalam sebuah acara perkabungan kan semestinya menunjukkan empati," kata Vice Chaiman Institute for Social Enpowerment and Democracy (INSED) ini.
Erman menerjemahkan foto-foto tersebut sebagai cerminan sikap pemimpin-pemimpin negara maju dalam hubungan di dunia internasional.
"Kita juga bisa melihat pemimpin negara-negara maju tetap menganggap pemimpin negara-negara yang tidak maju tidak penting. Inilah sikap arogan mereka," tuturnya.
Obama dan dua sahabatnya itu berfoto bersama di Stadion First National Bank (FNB) di Johannesburg, Afrika Selatan. Foto-foto ketiganya diambil fotografer AFP, Roberto Schmidt. Namun, Schmidt mengaku merekam peristiwa tersebut secara spontan.