REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Keluarga almarhum Fikri Dolasmantya Surya (20) menolak permintaan polisi untuk melakukan autopsi pada jenazah Fikri.
"Kami tidak bersedia diadakan autopsi, karena autopsi bukan satu satunya bukti adanya kekerasan yang dilakukan dalam ospek," kata Subhan paman almarhum di Mataram, Sabtu (14/12).
Keluarga meminta pihak kepolisian untuk mengumpulkan bukti lain, seperti memperkuat keterangan saksi dan keterangan panitia kemah bakti ITN Malang.
Subhan menganggap bahwa proses otopsi merupakan pekerjaan yang sia-sia. Pada beberapa kasus misalnya, hasil autopsi sering kali tidak dapat diumumkan meskipun prosesnya telah dilakukan.
Pihak keluarga, kata dia, juga sebelumnya telah berkonsultasi pada beberapa ahli seperti Komnas HAM. Mereka menyatakan bahwa tidak perlu diadakan otopsi.
Fikri, mahasiswa baru Institut Tekhnologi Nasional (ITN) Malang meninggal saat mengikuti kegiatan Kemah Bakti Desa (KBD) di Gua Cina, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Malang, Jawa Timur.