REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Joko Widodo alias Jokowi menjadi sorotan dalam kontestasi calon presiden (Capres) pada Pemilu 2014. Meskipun, belum ada yang mengusung Gubernur DKI Jakarta itu untuk maju menjadi capres.

Dari beberapa survei yang mengikutsertakan Jokowi sebagai capres, hasilnya tidak jauh berbeda. Elektabilitas politisi PDI Perjuangan (PDIP) mengalahkan tokoh capres lainnya. Pakar psikologi politik Universitas Indonesia Hamdi Muluk mengatakan sekarang ini seolah-olah hanya satu pemain penting dalam politik di Indonesia.

"Satu nama, Joko Widodo. Itu selesai," kata dia dalam acara diskusi hasil survei Indo Barometer, di Jakarta, Ahad (22/12).

Pada 4-15 Desember 2013, Indo Barometer melakukan survei pada 1200 responden di 33 provinsi. Hasil pertanyaan terbuka, Jokowi menempati posisi tertinggi dengan 25,2 persen. Ia mengungguli capres Golkar Aburizal Bakrie (Ical) yang mendapat 10,5 persen. Jokowi juga meninggalkan Prabowo Subianto (9,7 persen), Wiranto (6,1 persen), dan Megawati Soekarnoputri (6,0 persen).

Andai PDIP mengusung Jokowi sebagai capres, responden yang memilih dia juga persentasenya 37,3 persen. Jauh meninggalkan sebelas capres lainnya. Di tempat kedua ada Ical (14,6 persen), menyusul kemudian Prabowo (13 persen). Melihat hasil survei, Hamdi menilai, Jokowi akan melenggang mulus jika menjadi capres pada Pemilu nanti.

"Sudah selesai. Jadi, peta politik itu hanya Joko Widodo dan lainnya," kata dia.

Ikuti Whatsapp Channel Republika