Senin 23 Dec 2013 15:06 WIB

Yingluck Desak Partai Demokrat Patuhi Sistem Parlementer

PM Thailand sementara, Yingluck Shinawatra
Foto: AP/Manish Swarup
PM Thailand sementara, Yingluck Shinawatra

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Perdana Menteri sementara Thailand, Yingluck Shinawatra, Ahad (22/12), meminta Partai Demokrat untuk mematuhi sistem parlementer atas keputusannya memboikot pemilihan umum yang ditetapkan 2 Februari.

Perdana menteri sementara yang pada MingguAhad berada di Provinsi Udon Thani di tengah massa pendukungnya mengatakan sangat disayangkan bahwa Partai Demokrat telah mengumumkan untuk memboikot pemilu mendatang mengingat partai memiliki sejarah melindungi sistem demokrasi dan parlemen.

Partai Demokrat telah memutuskan untuk memboikot pemilu 2 Februari dan mengatakan telah mempertimbangkan secara menyeluruh dan akan siap untuk ikut pemilu hanya setelah reformasi politik negeri itu telah diselesaikan. Yingluck mencatat bahwa Demokrat menginginkan reformasi politik, tetapi menolak untuk bersaing dalam pemilu.

Dia menyatakan keprihatinan bahwa negara tidak bisa bergerak maju, dan menambahkan bahwa menghormati aturan dan berpartisipasi dalam pemilu justru akan menyebabkan reformasi."Jika mereka tidak menerima pemerintahan ini, mereka harus menerima sistem. Pemerintah telah mengembalikan kekuasaan kepada rakyat dan membiarkan mereka menentukan masa depan negara ini," kata Yingluck.

"Pemerintah telah melakukan segalanya, baik reformasi yang menjanjikan dan pembubaran parlemen," katanya, seperti dilansir dari TNA, Senin (23/12). "Tugas kami sekarang yang tersisa adalah tanggung jawab kita harus melaksanakan pemilihan umum, dan Partai Pheu Thai adalah berkewajiban untuk ikut serta dalam pemilu itu."

Setelah usulan ratifikasi reformasi negara oleh semua partai politik, Yingluck mengatakan, gagasan itu telah menerima masukan yang baik dari berbagai sektor. Namun dia mencatat bahwa semua orang perlu setuju untuk itu, terutama para pengunjuk rasa.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement