REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Indobarometer M.Qodari memprediksi, Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono akan memveto calon presiden hasil konvensi Partai Demokrat.
Menurutnya, hal tersebut bakal terjadi jika format koalisi Gerindra-Demokrat terwujud. Dengan koalisi seperti ini, maka SBY bakal menempatkan Prabowo sebagai capres. Hal ini karena menurut Qodari sampai sekarang tidak ada peserta konvensi yang mampu menandingi elektabilitas Prabowo.
Di sisi lain, ujarnya, kemungkinan Demokrat tidak lolos presidential thereshold juga akan menjadi alasan SBY memveto hasil konvensi. Dalam hal ini ini pemenang konvensi tidak akan serta merta menjadi cawapres sebab konvensi digelar untuk mencari capres.
"Konvensi ini kan digelar untuk mencari capres tapi kalau suara Demokrat tidak cukup mengusung capres sendiri mau bagaimana?," kata Qodari, saat dihubungi RoL, Rabu (25/12).
Besar kemungkinan SBY akan menjadikan Pramono Edhie Wibowo sebagai cawapres Prabowo. Menurut Qodari kedua tokoh berlatar belakang militer ini cukup memiliki kans yang kuat untuk diterima masyarakat.
Dia mengatakan pasangan Prabowo dan Pramono hanya tinggal memainkan isu ketegasan, kewibawaan, dan kedaulatan bangsa yang saat ini tengah menjadi persoalan di aras kepemimpinan nasional.
"Prabowo dan Pramono memang sama-sama militer, tapi justru di situ uniknya. Mereka tinggal menguatkan citra tegas di masyarakat yang tidak setengah-tengah," kata Qodari.
Kendati begitu, Qodari mengatakan peluang Prabowo-Pramono memenangkan pilpres masih ada di tangan PDIP. Menurutnya apabila di pilpres nanti PDIP menurunkan Jokowi sebagai capres maka diperkirakan kemenangan akan menjadi milik Jokowi. "Sejauh ini dari survei yang kami lakukan Jokowi unggul dari semua capres," katanya.