REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak, Banten, mencatat 14 rumah di daerah itu rusak berat dan satu ternak kerbau terkubur hidup-hidup akibat diterjang longsor setelah hujan selama tiga hari berturut-turut.
"Semua warga korban longsor itu mengungsi ke tempat yang lebih aman," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Enoh saat dihubungi di Rangkasbitung, Senin (6/1).
Enoh mengatakan, selain 14 unit rumah rusak berat juga ratusan rumah warga Cileungsir Timur Desa Cikamunding, Kecamatan Cilograng, Kabupaten Lebak terancam longsor, karena permukiman warga tersebut lokasinya berada di bawah perbukitan dengan ketinggian antara 60-80 meter.
Ia meminta warga yang tinggal di daerah rawan longsor itu dapat meningkatkan kewaspadaan. Apalagi, selama beberapa hari terakhir curah hujan di daerah itu relatif tinggi. "Kami berharap sebaiknya warga meninggalkan permukiman jika hujan terus menerus untuk menghindari korban jiwa," katanya.
Ia menyebutkan, permukiman Kampung Cileungsir Desa Cikamunding, Kecamatan Cilograng yang dihuni ratusan kepala keluarga merupakan daerah rawan longsor karena kondisi tanahnya sangat labil.
Semestinya, kata dia, permukiman warga tersebut harus dilakukan relokasi untuk mencegah korban longsor. "Kami tidak membayangkan jika perbukitan itu terjadi longsor tentu akan menutupi permukiman warga karena ketinggianya mencapai 80 meter," katanya.