REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Denpasar I Ketut Sunarta mengaku sudah berdiskusi kembali dengan salah satu siswinya, Anita Whardani. Dalam pertemuan itu, Sunarta mengungkapkan, Anita bisa memahami kondisi yang ada sekarang.
Saat pertemuan, Anita didampingi oleh kedua orangtuanya. "Anita senang mendengar penjelasan saya dan dia bisa memahami mengapa sekarang ini dia belum bisa berjilbab di sekolah," ujar Sunarta saat berbincang dengan RoL di Denpasar, Selasa (7/1).
Menurut keterangan versi Sunarta, Anita bahkan bertanya kepadanya tentang izin mengenakan jilbab untuk dipasang di ijazah. "Saya katakan pada Anita, apa alasan Bapak melarang kamu mengenakan foto berjilbab itu. Karena berjilbab memang dibolehkan".
Meski demikian, Sunarta mengungkapkan, di SMAN 2 Denpasar sejak dulu tidak mengatur tentang siswi berjilbab. Menurutnya, sekolah tersebut hanya mengatur adanya seragam umum untuk para siswinya.
"Saya perlu waktu untuk menyempurnakan dan memperbaiki kebiasaan-kebiasaan sebelumnya."