REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kondisi labilnya tanah dan guyuran hujan yang melanda Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatra Barat, disebut sebagai penyebab longsor di KM 77. Akibatnya, jalan provinsi Padang-Kerinci tertimbun sejak Senin (13/1) pagi.
"Tanah di bukit labil dan bercampur pasir, selain itu juga bukit yang gundul, sehingga mudah longsor ketika diguyur hujan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok, Abdul Manan, saat dihubungi, Selasa (14/1).
Kondisi tersebut diperparah dengan maraknya aktivitas warga yang melakukan penambangan galian C, seperti pasir, di lereng bukit yang masuk dalam jajaran Bukit Barisan tersebut.
"Kami dari pemerintah daerah telah menyurati masyarakat untuk tidak melakukan penambangan pasir di area tersebut, namun hal tersebut tidak diindahkan," katanya.
Guna membersihkan material longsor yang terjadi pada Senin sekitar pukul 08.00 WIB di Nagari Air Dingin Kecamatan Lembah Gumanti, BPBD Provinsi Sumatera Barat telah mengerahkan alat berat.
"Sekarang alat berat masih bekerja, kita berharap bisa selesai secepatnya. Kita berharap BPBD Provinsi menambah alat berat sehingga pembersihannya cepat selesai," katanya.
Ia berujar, selain menimbun badan jalan, longsor juga menutup arus sungai menjadi hulu Sungai Batanghari. Abdul Manan khawatir, arus sungai yang tertutup membuat air meluap dan banjir.
"Jalan satu-satu yang harus dikeruk. Dan kita berharap agar hujan tidak datang sehingga warga setempat tidak khawatir dengan ancaman banjir," katanya.
Dijelaskannya, lokasi longsor, berjarak sekitar satu kilometer dari permukiman warga. Namun, pihaknya saat ini masih mencari informasi ada tidak mengguna jalan yang lewat ketika terjadi longsor.
"Kami belum mendapatkan kabar adanya korban yang tertimbun. Kita berharap tidak ada korban," katanya.
Material longsor berupa tanah dan bebatuan diperkirakan mencapai 30 ribu kubik, dengan panjang jalan tertimbun mencapai belasan meter dengan ketinggian material hampir tujuh meter.
"Tertimbunnya jalan satu-satunya akses ke Solok selatan ini menyebabkan arus lalu lintas terhenti. Bagi penumpang yang hendak ke Solok Selatan maupan Alahan Panjang atau Arosuka, mereka terpaksa dioper menggunakan angkutan umum," paparnya menjelaskan.
Sementara untuk kendaraan roda dua, imbuhnya, bisa melewati jalan bekas tambang lama yang diperkiran sepanjang sekitar 1 kilometer. "Tapi jika hujan jalan tersebut tidak bisa dilewati karena masih berupa jalan tanah," katanya.
Mengingat daerah yang berada di bagian Selatan Kabupaten Solok merupakan rawan bencana, BPBD setempat membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) dalam upaya melakukan penanggulangan sesegera mungkin.
"Kami telah membentuk TRC di kecamatan, terlebih di daerah yang rawan bencana, seperti di Kecamatan Lembah Gumanti dan Kecamatan Pantai Cermin," katanya.
Selain membentuk TRC, BPBD Kabupaten Solok juga telah membentuk Pos Pemadam Kebakaran di kecamatan yang ditempat di kantor camat.