REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT -- Jumlah pengungsi Suriah telah mencapai lebih dari dua juta orang. Pengungsi tersebut tersebar di negara-negara tetangga, seperti Irak, Libanon, dan Turki.
Sekjen Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Ban Ki-moon, menyatakan bahwa krisis pengungsi menyebabkan ketegangan di kawasan.
"Krisis pengungsi menyebabkan ketidakstabilan, konflik, bom, kekerasan sektarian di Irak dan Lebanon," ujar Ban Ki-moon dalam Konferensi Internasional Donor untuk Suriah di Istana Bayan, Kuwait, Rabu (15/1).
Pengungsi juga telah menghambat perkembangan ekonomi di negara tersebut. Kajian Bank Dunia menyebutkan, konflik tersebut telah membuat peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) di Lebanon turun tiga persen setiap tahunnya. Hal itu menyebabkan kerugian sebesar 7,5 juta miliar dolar AS.
Di Yordania, biaya untuk menghidupi pengungsi Suriah mencapai 1,5 miliar dolar AS. Turki dan Irak juga mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk melindungi pengungsi-pengungsi tersebut.
Ban Ki-moon mengatakan seharusnya tidak boleh ada negara yang menghadapi bencana karena telah menolong Suriah. Ia pun meminta bantuan kepada negara-negara di dunia, terutama partisipan konferensi tersebut. "Beban harus ditanggung bersama," ujar dia.