Kamis 16 Jan 2014 17:11 WIB

Pembangunan Jalur Evakuasi Merapi di Akhir Tahun

Rep: Nur Aini/ Red: Yudha Manggala P Putra
Gunung Merapi terlihat saat sunrise di Dusun Gambarsari, Desa Jurangjero, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul, DIY, Jumat (27/12).
Foto: ROL/Karta Raharja Ucu
Gunung Merapi terlihat saat sunrise di Dusun Gambarsari, Desa Jurangjero, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul, DIY, Jumat (27/12).

REPUBLIKA.CO.ID,  SLEMAN -- Pembangunan jalur evakuasi bencana Gunung Merapi tidak dapat dilakukan dengan segera meski jalan sudah rusak. Pembangunan jalur evakuasi diprediksi baru dapat terlaksana pada akhir triwulan tiga 2014.

"Pelaksanaan (pembangunan jalur evakuasi) di triwulan tiga sehingga akhir triwulan tiga itu diharapkan sudah selesai," ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman, Nurbandi dikonfirmasi Kamis (16/1).

Sampai saat ini, Nurbandi mengaku proses pembangunan jalur evakuasi belum masuk tahap perencanaan. Padahal, dana dari pemerintah pusat untuk perbaikan dan rekonstruksi jalan sudah turun. Pemerintah pusat menganggarkan dana Rp 41 miliar untuk pembangunan jalur evakuasi.

Dana dari pemerintah pusat tersebut dibagi dua untuk Pemerintah Kabupaten Sleman dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Namun, Nurbandi mengaku belum dapat menyebutkan berapa dana yang diperuntukkan untuk pembangunan jalur evakuasi di wilayah Sleman. "Dananya lewat BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Sleman," ujarnya.

Dari data yang dihimpun dari Dinas PU sebelumnya, jalur evakuasi membentang dari wilayah Dusun Butuh hingga Kecamatan Prambanan. Sebagian jalur evakuasi masuk ke wilayah Kabupaten Klaten dengan total panjang 17 kilometer.

Jalur evakuasi di Desa Kepuharjo dan Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan mengalami kerusakan di hampir semua badan jalan. Jalur evakuasi banyak berlubang dan digenangi air. Jalur evakuasi di Desa Glahaharjo rusak di jalur poros desa ke selatan hingga Argomulyo.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement