REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputy Director Blue Bird Group, Andre Djokosoetono mengungkapkan, setiap hari ada lebih dari 2.000 pesanan taksi yang tak bisa dipenuhi Blue Bird. Rata-rata dalam sehari, Blue Bird menerima sebanyak 20 ribu pesanan taksi melalui telepon untuk wilayah Jabodetabek. Angka ini tentu bisa lebih banyak dibandingkan dengan order di lapangan.
"Ini sesuatu yang jelek buat kita, terkesan kita enggak mau ambil ordernya. Padahal kalau kita ambil juga belum tentu bisa kita deliver," katanya di Jakarta, Kamis (16/1).
Antrean semakin panjang terjadi ketika hujan dan banjir tiba. Permintaan pun, menurut Andre, meningkat sebanyak 20 persen. Apalagi jika hujan datang di waktu-waktu sibuk seperti jam pulang kantor.
Keterbatasan ini, lanjutnya, karena kurangnya jumlah armada taksi dan keterbatasan tenaga sopir. "Bagaimana pun juga stamina pengemudi enggak selalu on terus. Kadang pas istirahat justru saat yang dibutuhkan," tambahnya. "Kadang konsumen tidak mengerti (keterbatasan armada). Tantangannya di situ, memberikan informasi yang tepat," ujarnya.
Karena itu, untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan konsumen, Blue Bird setiap tahun berusaha menambah kapasitas armadanya. "Tahun ini kita sudah canangkan sampai 10 ribu unit untuk taksi reguler," katanya.
Saat ini Blue Bird Group sendiri sudah mengoperasikan sebanyak 34 ribu kendaraan. Termasuk taksi reguler, taksi eksekutif, Silver Bird, Golden Bird, Pusaka Prima Transport dan Big Bird.