REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Meningkatnya debit air Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa membuat petugas penjaga sibuk melaporkan ketinggian air. Bahkan, mereka harus menjawab telepon masuk yang berdering setiap lima detik.
Pantauan di Bendung Katulampa, Jumat (17/1), dering telepon terus terdengar. Baik telepon sentral di bendung mau pun di telepon genggam milik petugas pelaksana harian Bendung Katulampa Andi Sudirman.
Dengan sigap dan penuh kesabaran petugas yang siaga menjawab setiap telepon yang masuk. "Kalau air lagi naik, telepon tidak pernah berhenti. Selalu berdering per detik bunyi," kata Andi.
Menurut dia, Badan Pengelolaan Sumber Daya AIR (BPSDA) Ciliwung-Cisadane telah menginstruksikannya untuk siap menjawab panggilan telepon bila ketinggian air berstatus siaga.
"Jadi kalau mau ke kamar mandi, telepon harus dibawa. Kecuali lagi di isi baterai," paparnya.
Menurut Andi, telepon yang masuk datang dari berbagai masyarakat, khususnya warga Jakarta.
Umumnya para penelepon menanyakan ketinggian air di Bendung Katulampa, kapan air sampai di Jakarta dan bagaimana cuaca di Bogor serta Puncak masih hujan atau tidak.
Bahkan ada juga yang menelpon dengan nada marah menanyakan kenapa pintu bendung dibuka hingga air dari Bogor menyebabkan banjir di Jakarta.
"Kami sudah mendapat arahan agar sabar dan tetap tenang menghadapi pertanyaan masyarakat. Kalau ada yang menanya kenapa pintu di buka. Kami jawab ini bukan bendungan, tapi bendung yang tugasnya hanya sebagai peringatan," ujar Andi.
Andi mengatakan sejak kemarin menerima 1.900 pesan singkat dari SIM 1 ponselnya dan 490 pesan singkat dari SIM 2. Sementara telepon sentral di Bendung Katulampa tercapat sampai 275 kali panggilan masuk.
"Kami pernah mencoba menghitung jumlah telepon, iseng. Dalam satu hari bisa 275 kali telepon masuk," ujar Andi.