REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang memperkirakan total kerugian banjir bandang yang melanda Manado, Sulawesi Utara, beberapa waktu lalu mencapai Rp 1,8 triliun.
Kerugian itu meliputi kerusakan infrastruktur publik seperti jalan dan jembatan, tiang listrik dan telepon, rumah-rumah, perlengkapan usaha dan lainnya.
Kepada Wakil Presiden Boediono, ia melaporkan hujan deras dan angin kencang yang terjadi pada Selasa (14/1) kelabu hingga Rabu (15/1) Januari membuat Daeran Aliran Sungai (DAS) Tondano dan DAS Tomohon tak mampu menampung debit 7 sungai yang mengaliri ibu kota Menado.
“Banjir bandang dengan cepat meluap hampir seluruh wilayah ibu kota, bahkan hingga memutuskan akses jalan Trans Sulawesi (via Tanawangko dan Tomohon) yang merupakan urat nadi jalur perhubungan Pulau Sulawesi. Sejumlah akses lain di ibukota Menado pun terputus akibat jembatan-jembatan yang terputus atau terbawa arus, bersama dengan material berat berupa bongkahan rumah dan bangunan yang terbawa air,” kata Sarundajang.
Secara umum, lanjut Gubernur Sulut, transportasi umum pun terhambat karena kemacetan parah pascabanjir. Komunikasi pun sering mengandalkan telepon seluler namun dengan sinyal yang masih sering terganggu. Komunikasi dengan radio sempat terganggu, namun kini mulai berangsur normal.