Rabu 22 Jan 2014 11:18 WIB

Australia Keluarkan Paspor Baru Buat Corby

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Pemerintah Australia telah mengeluarkan paspor baru untuk Schapelle Corby, menyusul permohonannya untuk pembebasan bersyarat. Namun upaya Corby itu belum mendapat persetujuan akhir, demikian menurut pakar Indonesia dari Universitas Deakin, Melbourne, Damien Kingsbury.

Terpidana kasus narkoba warga Australia, Schapelle Corby, nampaknya semakin hampir dibebaskan dari LP Kerobokan, Bali. Tapi menurut Damien Kingsbury, perjuangannya untuk dibebaskan bersyarat masih belum selesai.

Sementara Indonesia memasuki tahun pemilu dan pertikaian bilateral soal pencari suaka dan skandal mata-mata membuat hubungan Australia-Indonesia mengalami ketegangan, harapan Corby untuk meraih kebebasan lebih awal bisa gagal.

Kingsbury mengatakan, kini terserah kepada Menteri Kehakiman Indonesia, Amir Syamsuddin, untuk memberi persetujuan.

"Schapelle Corby sudah melewati langkah-langkah lain dalam proses permohonan pembebasan bersyarat, dan kini tinggal menunggu Menteri Kehakiman untuk mengatakan, oke, ia dapat dibebaskan," kata Kingsbury kepada ABC.

Tetapi, Kingsbury menduga, meskipun harapan Corby untuk dibebaskan kelihatannya bagus, namun prosesnya mungkin bisa terhambat oleh pemilu di Indonesia dan pertikaian baru-baru ini antara Canberra dan Jakarta soal tuduhan mata-mata dan pencari suaka.

Hambatan itu mungkin akan muncul menjelang Pilpres 2014, ketika banyak pejabat tinggi di Jakarta mengincar posisi-posisi penting dan tidak ingin dipandang sebagai "terlalu lunak" terhadap Australia.

Menteri Kehakiman Amir Syamsuddin telah menegaskan, konteks politik Indonesia tidak akan menjadi pertimbangan dalam keputusannya tentang permohonan Corby.

Tapi Kingbury mengatakan, tidak ada proses yudisial di Indonesia yang tidak dipengaruhi oleh politik, dan oleh kemauan para pemberi suara.Harapan dua terpidana mati Bali Nine, Andrew Chan and Myuran Sukumaran, untuk mendapat grasi dari Presiden nampaknya lebih suram lagi. Kingsbury menyatakan keraguan  atas keberhasilan mereka mendapat grasi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement