REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- PT Pertamina (Persero) Unit Pemasaran IV Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memastikan masih ada 34 SPBU yang beroperasi di Kabupaten Kudus, Jepara, dan Pati.
Assistant Manager External Relation Pertamina Marketing Operation Region IV Jateng dan DIY Roberth Marchelino Verieza Dumatubun di Semarang, Kamis (23/1), menyebutkan dari 34 SPBU tersebut delapan di Kabupaten Jepara, tujuh di Kabupaten Kudus, dan 14 SPBU di Kabupaten Pati.
Ia mengakui di tiga daerah bencana tersebut ada 22 SPBU yang sudah berhenti beroperasi karena kehabisan stok serta masuk kategori kritis karena pasokannya sudah menipis.
Sementara di Kabupaten Jepara dari total 19 SPBU, sebanyak enam kritis dan satu tidak beroperasi; di Kabupaten Kudus ada 15 SPBU (lima SPBU di antaranya kritis dan dua kehabisan stok); dan di Kabupaten Pati dari 22 SPBU, sebanyak lima kritis dan tiga berhenti karena kehabisan stok.
"SPBU yang masuk kategori kritis adalah stok BBM masih bisa bertahan dua hingga tiga hari dari kebutuhan normal. Sementara karena saat ini banjir, mobil tidak dapat mengisi BBM dan hanya untuk memenuhi kebutuhan jerigen, tentu stoknya akan bertahan lebih lama lagi," tuturnya.
Pertamina, lanjut Roberth, kesulitan memasok BBM ke seluruh SPBU yang kritis dan kehabisan stok di tiga daerah tersebut, karena kesulitan akses.
"Saat ini masih banyak kontainer yang terjebak kemacetan dan informasinya sudah mulai bergerak merayap, sehingga harapannya sejumlah mobil tangki yang juga terjebak kemacetan dapat menuju Pengapon, Semarang untuk melakukan pengisian BBM," ujarnya.
Selain di tiga daerah bencana tersebut, hasil pantauan Pertamina untuk pasokan BBM di kabupaten dan kota lainnya di Jateng dan DIY aman. "Ada yang pasokannya terganggu karena jalan rusak sehingga waktu tempuh pengiriman lebih lama. Sementara di daerah pesisir justru tingkat konsumsi BBM menurun karena gelombang tinggi dan nelayan tidak dapat melaut."