REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Maju dalam pemilihan presiden, pemimpin tertinggi militer Mesir Abdel Fattah el-Sisi berharap bisa menang mutlak.
Kandidat presiden lainnya, Hamdeen Sabbahi, yang maju untuk ketiga kalinya, secara terbuka mengatakan akan melawan Sisi. Padahal, ia sempat kalah dalam pemilihan presiden pada 2012.
Calon potensial lainnya, mantan perdana menteri Ahmed Shafiq dan pensiunan jenderal Anan, mengatakan mereka masih menunggu apakah Sisi akan tetap maju pilpres sebelum memiliki rencana matang.
Dilaporkan 'Aljazeera', Senin (27/1), pengumuman sikap Sisi akhirnya dilakukan setelah puluhan ribu warga Mesir berdemonstrasi untuk merayakan revolusi yang tiga tahun berjalan sejak 2011. Perayaan revolusi yang melemparkan mantan presiden Husni Mubarak ke tahanan.
Para pengunjuk rasa hanya sedikit menyinggung soal revolusi dan lebih banyak mendorong Sisi untuk maju sebagai presiden. Wakil Perdana Menteri, Ziad Bahaa el-Din mengumumkan telah mengundurkan diri dari pemerintaha sementara.
Dalam surat tertanggal 23 Januari, Bahaa el-Din mengatakan ia mundur untuk merangkum dan melihat kembali perjalanan politik, partai dan kegiatannya di luar pemerintahan.
Bahaa el-Din dipandang sebagai salah satu tokoh moderat dalam kabinet dan sempat dikritik atas dilarangnya organisasi Ikhwanul Muslimin.