REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Partai Kuat Mesir pada Ahad (9/2), menyatakan tak akan turut serta dalam pemilihan presiden mendatang. Mereka menggambarkan pemilihan sebagai ejekan terhadap pemilu.
"Kami tak akan mengambil bagian dalam menipu rakyat," ungkap pemimpin partai Abdoul Fotouh, seperti dilansir Ahram Online.
Partai ini sebelumnya memboikot referendum konstitusi terbaru Mesir pada 14-15 Januari. Ini dilakukan setelah anggotanya ditangkap karena menyebarkan poster yang menyerukan penolakan pemungutan suara.
Partai Kuat Mesir mengumumkan, mereka tak akan mendukung setiap calon presiden yang akan melangkah dalam pemilihan mendatang. Menurutnya apa yang dilakukan rezim militer saat ini tak menunjukkan demokrasi atau menghormati kebebasan manusia.
Menurut Abdoul Fotouh, hingga saat ini hampir 21 ribu aktivis telah ditahan di penjara. "Kini setiap (warga) Mesir takut mengekspresikan pendapatnya secara bebas. Mesir tak akan menerima keadaan ini," ujarnya.
Juru bicara Partai Kuat Mesir Ahmed Emam mengatakan sejumlah hotel menolak menjadi tuan rumah konferensi pers karena takut. Partai ini bersikeras, membangun demokrasi sejati merupakan satu-satunya cara menciptakan lingkungan politik yang transparan.
Namun meski partai menegaskan tak akan berpartisipasi dalam pemilihan presiden, mereka mengumumkan tengah mempersiapkan diri dalam pemilihan parlemen.