Senin 10 Feb 2014 19:47 WIB

Iklim Dingin Penyebab Matinya Ratusan Unggas di DIY

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Yudha Manggala P Putra
Subtipe flu yang menyerang unggas, H9N2 dilaporkan menginfeksi manusia di Hong Kong. (ilustrasi)
Foto: REUTERS
Subtipe flu yang menyerang unggas, H9N2 dilaporkan menginfeksi manusia di Hong Kong. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sampai saat ini di DIY belum ada laporan adanya kasus Flu Burung (H5N1) pada unggas seperti itik, enthok maupun ayam. Meskipun ada kasus kematian pada unggas tetapi hasilnya negatif H5N1 (Avian Influenza). .

"Kami belum mendapat laporan dari teman-teman di Kabupaten/Kota di DIY,'' kata Koordinator Unit Pengendali Penyakit Avian Influenza (Flu Burung), atau Local Disease Control Center (LDCC) Dinas Pertanian (Distan) DIY Tri Wahono pada Republika, Senin (10/2).

Dia mengakui di beberapa wilayah se-DIY total ada sekitar 400 itik, enthok dan ayam kampung yang mati. Tetapi setelah diperiksa hasilnya negatif Flu Burung , melainkan karena iklim yang dingin. Itik. enthok dan ayam  yang mati tersebut bukan dari peternakan besar, melainkan unggas peliharaan penduduk.

Perincian kematian unggas di DIY adalah: di Banaran Galur Kabupaten Kulonprogo ada 144 ekor itik , di Playen Gunungkidul ada sekitar 24 enthok, ayam kampung di beberapa kecamatan di Bantul, Sleman  dan Kulonprogo.

Kata Tri, ciri-ciri unggas yang mati  di wilayah DIY sekitar Desember 2013-Januari 2014 pun berbeda dengan Flu Burung. Biasanya kalau unggas mati disebabkan oleh Flu Burung  lehernya memelintir atau memutar. ''Kalau itik, enthok, dan ayam kampung yang mati di DIY akhir-akhir ini pada saat mati leher disembunyikan di sayapnya,''jelasnya.

Selama ini, kata dia menambahkan, para peternak itik di wilayah DIY kebanyakan  membeli bibit itik tidak dari wilayah timur, melainkan dari wilayah Bantul. Meskipun demikian, Kabupaten Sleman perlu waspada karena sebagai jalur  transportasi itik lintas Kabupaten Magelang menuju Sragen dan Karanganyar,'' ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement