REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah harus tegas jika menyangkut hubungan bertetangga antarnegara. Terutama jika sudah terkait dengan kewibawaan dan kehormatan bangsa.
"Kita wajib menjaga kedaulatan, kewibawaan dan kehormatan bangsa dan negara di mata dunia, khususnya negara tetangga," ujar Pramono Edhie Wibowo dalam keterangan tertulis, Selasa (11/2).
Salah satu peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat ini mengatakan, jangan sampai Indonesia dianggap terlalu berkompromi dan permisif atas konflik yang terjadi dengan negara tetangga, dan akhirnya merugikan bangsa dan negara sendiri.
"Indonesia adalah bangsa dan negara yang besar, jangan sampai negara kita dipermalukan bangsa lain karena kurang tegas menyelesaikan konflik," ujar Pramono.
Mantan KSAD ini menyatakan hal tersebut terkait beberapa aksi dan reaksi yang dilakukan beberapa negara tetangga dalam beberapa waktu belakangan. Seperti protes dari Singapura terhadap penamaan KRI Usman Harun, dugaan tentara Papua New Guinea yang membakar kapal milik nelayan asal Merauke, Papua, serta kabar pemerintah Australia yang menghalau imigran gelap asal Timur Tengah yang masuk wilayahnya ke Indonesia.
"Saya minta agar negara tetangga tetap berlaku baik dan menghormati kedaulatan dan hak masing-masing negara serta menghindari tindakan provokasi yang berpotensi menimbulkan ketegangan dan konflik berkelanjutan," kata dia.
Edhie kemudian meminta agar investigasi dilakukan dan kemudian bersikap tegas jika ditemukan pelanggaran-pelanggaran dalam hubungan antarnegara tetangga di kemudian hari.
"Mari kita bicarakan permasalahan yang ada untuk mencari solusi yang menguntungkan kedua belah pihak," demikian Pramono.