Kamis 13 Feb 2014 16:19 WIB

Kapolda Sebut Suhu Politik Sumut 'Hangat'

 Garis Polisi (ilustrasi)
Foto: Antara/Arif Pribadi
Garis Polisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pihak kepolisian menilai suhu politik di Sumatera Utara dikategorikan "hangat" dengan adanya sejumlah kerawanan menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum tahun 2014

"Masih hangat karena ada pilkada yang belum selesai," kata Kapolda Sumut Irjen Pol Syarief Gunawan usai simulasi dan latihan pengamanan Pemilu di Lapangan Benteng Medan, Kamis.

Menurut Kapolda dua pilkada yang belum tuntas sehingga dapat membawa pengaruh pada tingkat keamanan tersebut ada di Kabupaten Deli Serdang dan Tapanuli Utara.

Di Deli Serdang, tahapan pilkada tersebut semakin memerlukan perhatian serius dan menjadi atensi karena melibatkan dua satuan wilayah yakni Polresta Medan dan Polres Deli Serdang.

Selain dua pilkada tersebut, kondisi keamanan di Sumut juga dikategorikan hangat karena memiliki ancaman lain, termasuk aksi terorisme menjalang Pemilu.

Apalagi dalam rakornas pengamanan Pemilu, pimpinan Badan Intelijen Negara (BIN) juga menyampaikan ancaman aksi terorisme tersebut tetap ada dalam penyelenggaran Pemilu.

"(Ancaman terorisme) bisa saja terjadi," kata mantan Kapolda Maluku tersebut.

Karena itu, kata Kapolda, seluruh tahapan Pemilu di Sumut tetap memiliki kerawanan, terutama jika melihat dari indikasi yang terlihat dalam pilkada yang berlangsung di sejumlah daerah baru-baru ini.

Untuk itu, Polda Sumut perlu menyiapkan diri dalam pengamanan seluruh tahapan Pemilu, terutama dalam mengantisipasi aksi terorisme.

Namun pihaknya juga memerlukan dukungan dari masyarakat dengan melaporkan hal-hal yang mencurigakan, termasuk orang yang tidak dikenal tetapi berdiam diri cukup lama di suatu tempat.

"Kejadian di Jawa seperti itu. Sudah lama berdiam, tidak dilaporkan dan koordinasi," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement