Sabtu 15 Feb 2014 17:45 WIB

Warga Was-Was Gas Beracun Gunung Kelud

Abu vulkanik membumbung tinggi keluar dari Gunung Kelud terlihat di Desa Bladak, Blitar, Jatim, Jumat (14/2). (Antara/M Risyal Hidayat)
Abu vulkanik membumbung tinggi keluar dari Gunung Kelud terlihat di Desa Bladak, Blitar, Jatim, Jumat (14/2). (Antara/M Risyal Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Sebagian warga yang berada di sekitar perbatas zona bahaya lereng Gunung Kelud (1731 mdpl), Kabupaten Blitar, Jawa Timur mulai mengkhawatirkan turunnya gas belerang beracun di perkampungan mereka yang hanya berjarak kurang 10 kilometer dari pusat letusan.

"Kemarin (Jumat, 14/2) sore gas berwarna kuning pekat ini sempat turun hingga (Dusun) Kampung Tengah dan sebagian Gambar Anyar hingga beberapa jam, sehingga membuat mata perih dan sesak," kata Kadir, salah satu tenaga keamamanan di Perkebunan Gambar Anyar, Desa Sumberasri, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Sabtu (15/2).

Meski tidak terlalu meyakini gas belerang yang berasal dari kawah Gunung Kelud itu beracun, Kadir yang juga tokoh sepuh warga Gambar Anyar ini menyebut warganya sempat dilanda rasa was-was.

Beruntung gas belerang berwarna kekuning-kuningan itu segera lenyap, beberapa jam kemudian. Namun, sebagian warga masih khawatir asap kuning yang berembus dari arah puncak melalui aliran Sungai Lahar yang membatasi perkampungan di kawasan zona bahaya tersebut kembali lagi dalam volume lebih banyak, sehingga membahayakan keselamatan mereka.

"Kami mendengar gas sejenis sudah turun di daerah Kediri dan Ngantang, sehingga menyebabkan korban jiwa," timpal yang lain.

Meski berada di zona bahaya dengan radius sekitar 10 kilometer dari pusat letusan (kawah), hingga saat ini seribu lebih warga Desa Gambar Anyar tetap bertahan di perkampungan mereka.

Warga rata-rata tidak mau mengungsi ke posko-posko yang disediakan pemerintah daerah setempat dengan alasan tidak jaminan keamanan serta keselamatan dari pihak keamanan.

Terkait bahaya gas beracun yang sempat turun melanda perkampungan mereka, warga mengaku sudah memiliki jalur evakuasi ke daerah aman. "Kami akan turun ke Desa Sumberasri jika terjadi awan panas (turun). Tapi jika (disertai) gas beracun tidak tahu lagi," ujar Ketua RT 04/RW 12 Dusun Gambar Anyar, Sukardi.

Selain itu, warga berkeyakinan beberapa titik lokasi di kampung mereka cukup aman dari bahaya erupsi Gunung Kelud maupun ancaman awan panas disertai gas beracun.

Sementara, muncul pesan berantai memalui jejaring media sosial dan pesan singkat (sms) yang menginformasikan bahaya gas beracun yang sempat turun di wilayah Ngantang, Malang sehingga menyebabkan korban jiwa sebanyak 40 orang.

Kabar yang belum terkonfirmasi kebenarannya itu sempat menjadi perbincangan warga, sehingga ikut memicu terjadinya kepanikan di sebagian kalangan penduduk sekitar lereng Gunung Kelud. "Tidak ada 'breaking news' mengenai hal itu. Rasanya informasi itu 'hoax' (palsu)," kata Widi Nugroho, salah seorang warga Blitar di jejaring sosial.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement