REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, membantah lambat dalam penanganan bencana pascaerupsi Gunung Kelud (1731 mdpl), terlebih lagi soal pembersihan meterial vulkanik.
"Sebelumnya sudah dilakukan (persiapan pembersihan jalan dari debu vulkanik), tapi kami masih koordinasi lebih lanjut," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkot Kediri, Jawadi, di Kediri, Sabtu.
Ia mengatakan pemerintah kota sebenarnya telah meyiapkan sejumlah alat dan perlengkapan untuk pembersihan debu vulkanik. Rencananya, pembersihan itu memang melibatkan sejumlah pihak sehingga harus dilakukan koordinasi.
Ia mengatakan alat yang disiapkan yaitu berupa alat berat untuk membersihkan debu vulkanik serta 1.000 sekop. Alat itu bisa dimanfaatkan oleh relawan untuk membantu membersihkan seluruh jalan di Kota Kediri.
Pihaknya menyebut sejumlah lokasi sudah dibersihkan seperti Jalan Basuki Rahmat, Jalan Doho, Jalan Brawijaya, Jalan Panglima Sudirman, serta Jalan Patimura.
"Kami target sampai delapan hari ke depan untuk membersihkan jalan. Seluruh jalan dibersihkan dan pasirnya dibuang ke TPA (tempat pembungan akhir) nantinya," tuturnya.
Pemkot Kediri, lanjut dia, juga memanfaatkan program beras cadangan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2012 tentang Prosedur dan Mekanisme Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah untuk Penanganan Tanggap Darurat, pemerintah daerah dapat mengajukan beras cadangan dengan alokasi 100 ton.