Selasa 18 Feb 2014 14:26 WIB

Innalillahi, UGM Sedang Berduka

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Bilal Ramadhan
Rektor UGM, Pratikno
Foto: ugm.ac.id
Rektor UGM, Pratikno

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA-- Universitas Gadjah Mada (UGM) sangat kehilangan seorang ilmuwan Filsafat yang sangat sederhana dan mempunyai banyak keunggulan, Prof Damardjati Supadjar (74 tahun). Dia meninggal Senin sekitar pukul 17.00 WIB di kediamannya karena stroke ringan.

"Pak Damar (red.panggilan akrab Prof Damardjati Supadjar) mempunyai banyak keunggulan," kata Rektor UGM Pratikno pada wartawan usai upacara pelepasan jenazah di Balairung UGM Yogyakarta, Selasa (18/2).

Jenazah yang lahir 30 Maret 1940 ini diberangkatkan dari Balairung UGM sekitar pukul 11.00 menuju makam keluarga Yosodipuro Losari, Grabag, Magelang. Cara berpikir beliau, kata Pratikno,  selalu membangun originalitas dan begitu agak berbeda dengan filsafat Barat.

"Di samping itu Pak Damar juga membangun metodologi yang khas yaitu bukan hanya logika tetapi rasa. Selain originalitas, almarhum juga aktif dalam berkomunitas," kata Rektor UGM menambahkan.

Lebih lanjut Pratikno mengatakan almarhum yang  sempat menderita sakit cukup lama, selalu //ngopeni// banyak diskusi, termasuk banyak memberikan kontribusi untuk filsafat Jawa dan nusantara serta  memberi masukan kepada Kraton Yogyakarta.

Sementara itu Kerabat Kraton GBPH Prabukusumo mengatakan Prof Damardjati orangnya tulus , baik atau buruk disampaikan. Damardjati  yang dikenal dengan guru besar filsafat Jawa ini meninggalkan dua anak dan tiga orang cucu.

"Orang seperti Pak Damar harus ada.  Karena kadang orang hanya menyampaikan baiknya saja," kata adik Sultan Hamengku Buwono X ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement