Senin 24 Feb 2014 06:04 WIB

Duh, Umumnya Pengetahuan Dokter Sangat Minim Soal ASI

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Bilal Ramadhan
Air Susu Ibu (ASI)
Air Susu Ibu (ASI)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA-- Ibu-ibu yang menyusui banyak yang mengalami hambatan dalam menyusui anaknya. Bahkan faktanya dua dari tiga ibu yang ingin menyusui ternyata memenuhi hambatan dalam pemberian ASI (Air Susu Ibu).

Hal itu dikemukakan Ketua Panitia seminar //Breastfeeding Friendly Practice//  Wiyarni Pambudi dalam siaran persnya yang dikirim Republika, Ahad (23/2). Umumnya mereka merasakan kendala saat masih dalam perawatan pasca bersalin di fasilitas kesehatan.

Karena itu dokter sebagai //front line provider// di fasilitas kesehatan- khususnya di era Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan 2014 - memiliki andil penting dalam menyukseskan pemberian ASI. Namun, kata Wiyarni, kurikulum pendidikan yang diberikan kepada calon dokter belum mengulas secara lengkap mengenai manajemen laktasi.

Sehingga sebagian dokter hanya memiliki bekal pengetahuan tentang ASI dan menyusui yang sangat minim. Padahal dokter dituntut lebih bersikap lebih komunikatif dengan pasien.

''Memahami kondisi ini, kami ingin mengajak para dokter dan calon dokter yang peduli ASI untuk bergabung dalam seminar sehari “Breastfeeding Friendly Practice” yang akan menghadirkan konsultan laktasi bersertifikat internasional (International Board Certified Lactation Consultant/IBCLC)," kata Wiyarni.

Adapun topik-topik dalam seminar yang akan diselenggarakan di Jakarta tanggal 8 Maret 2014 perlu dikuasai seorang dokter dalam membantu menyusui. Seminar ini juga dilengkapi dengan materi komunikasi dokter-pasien, yang tentu saja akan sangat terpakai di praktik sehari-hari tak hanya untuk ibu menyusui.

''Tujuan yang ingin kami capai lewat seminar Breastfeeding Friendly Practice adalah semakin banyak dokter memiliki informasi yang cukup untuk membantu menyusui," tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement