REPUBLIKA.CO.ID,BANGKOK -- Untuk mengakhiri krisis politik yang tak berujung di Thailand, pemerintah akhirnya meminta bantuan PBB. Wakil Perdana Menteri sementara dan Menteri Luar Negeri Surapong Tovichakchaikul mengatakan telah berbicara dengan Sekjen PBB Ban Ki-moon pagi ini, Rabu (26/2).
Bangkok Post melaporkan, dialog tersebut membahas terkait solusi atas krisis yang masih melanda Thailand. Surapong mengatakan semakin meningkatnya angka kekerasan dan bahkan adanya korban tewas menuntunnya untuk mengambil langkah ini.
Dia berencana mengundang Ban Ki-moon untuk memberikan saran atas situasi yang semakin memanas ini. Ia menambahkan PBB sering kali ikut terlibat dalam konflik yang terjadi di beberapa negara seperti Suriah, Ukraina, Mesir, dan Rwanda.
"Jika kita melibatkan PBB dalam pembicaraan, mungkin dapat dicapai solusi untuk mengatasi krisis Thailand. Hari ini jam 9 pagi, saya berbicara dengan Ban Ki-moon melalui telepon untuk membahas masalah ini dengannya," katanya.
Lanjutnya, Surapong akan mengajukan usulannya ini dalam rapat Pusat Pengelola Keamanan dan Ketertiban (CMPO).
Menurutnya, PBB mungkin dapat menjadi mediator yang cocok dalam permasalahan Thailand. Lanjutnya, jika Partai Demokrat khawatir pemilu tidak akan adil, PBB pun memiliki organisasi yang dapat memastikan keadilan dalam pemilu.
"Hari ini, warga Thailand harus bersikap terbuka. Jangan berpikir bahwa langkah ini merupakan suatu intervensi. Jika perang sipil pecah di Thailand, PBB pun harus ikut campur untuk membantu mengatasi masalah ini dan melakukan rekonsiliasi," kata Surapong.