Rabu 26 Feb 2014 23:23 WIB

Thailand Minta Bantuan Ban Ki-moon

Rep: Dessy Saputri/ Red: Yudha Manggala P Putra
UN Secretary General Ban Ki-moon on Thursday, Aug. 22, 2013, called on the Syrian government to allow a U.N. team now in Damascus to swiftly investigate an alleged chemical weapon attack outside the capital that killed at least 100 people. (file photo)
Foto: AP/Majdi Mohammed
UN Secretary General Ban Ki-moon on Thursday, Aug. 22, 2013, called on the Syrian government to allow a U.N. team now in Damascus to swiftly investigate an alleged chemical weapon attack outside the capital that killed at least 100 people. (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID,BANGKOK -- Untuk mengakhiri krisis politik yang tak berujung di Thailand, pemerintah akhirnya meminta bantuan PBB. Wakil Perdana Menteri sementara dan Menteri Luar Negeri Surapong Tovichakchaikul mengatakan telah berbicara dengan Sekjen PBB Ban Ki-moon pagi ini, Rabu (26/2).

Bangkok Post melaporkan, dialog tersebut membahas terkait solusi atas krisis yang masih melanda Thailand. Surapong mengatakan semakin meningkatnya angka kekerasan dan bahkan adanya korban tewas menuntunnya untuk mengambil langkah ini.

Dia berencana mengundang Ban Ki-moon untuk memberikan saran atas situasi yang semakin memanas ini. Ia menambahkan PBB sering kali ikut terlibat dalam konflik yang terjadi di beberapa negara seperti Suriah, Ukraina, Mesir, dan Rwanda.

"Jika kita melibatkan PBB dalam pembicaraan, mungkin dapat dicapai solusi untuk mengatasi krisis Thailand. Hari ini jam 9 pagi, saya berbicara dengan Ban Ki-moon melalui telepon untuk membahas masalah ini dengannya," katanya.

Lanjutnya, Surapong akan mengajukan usulannya ini dalam rapat Pusat Pengelola Keamanan dan Ketertiban (CMPO).

Menurutnya, PBB mungkin dapat menjadi mediator yang cocok dalam permasalahan Thailand. Lanjutnya, jika Partai Demokrat khawatir pemilu tidak akan adil, PBB pun memiliki organisasi yang dapat memastikan keadilan dalam pemilu.

"Hari ini, warga Thailand harus bersikap terbuka. Jangan berpikir bahwa langkah ini merupakan suatu intervensi. Jika perang sipil pecah di Thailand, PBB pun harus ikut campur untuk membantu mengatasi masalah ini dan melakukan rekonsiliasi," kata Surapong.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Tahu gak? kalau ada program resmi yang bisa bantu modal usaha.

1 of 8
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا بِطَانَةً مِّنْ دُوْنِكُمْ لَا يَأْلُوْنَكُمْ خَبَالًاۗ وَدُّوْا مَا عَنِتُّمْۚ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاۤءُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْۖ وَمَا تُخْفِيْ صُدُوْرُهُمْ اَكْبَرُ ۗ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْاٰيٰتِ اِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti.

(QS. Ali 'Imran ayat 118)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement