REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat hubungan internasional Teuku Rezasyah menyatakan presiden terpilih harus meniru politik internasional Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"SBY memiliki gaya yang unik dalam menjalankan politik internasionalnya yang santun, prosedural dan teoritis," kata Teuku di Jakarta, Selasa.
Teuku menuturkan kebijakan politik internasional Presiden SBY membuat negara lain tenang dan bersinergis dengan Indonesia.
Selain itu, kredibilitas Indonesia diakui dunia internasional karena Presiden SBY telah membangun teori yang menjadi inspirasi negara berkembang dalam membangun kekuatan.
Namun, Teuku mengingatkan pemerintah SBY dalam enam bulan terakhir sebagai periode kritis terutama hubungan dengan negara tetangga seperti Australia, Singapura dan Malaysia.
"Kita harus ambil sikap agar politik luar negeri Indonesia tidak babak belur," ujar Teuku.
Sementara itu, peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat Dino Patti Djalal menuturkan SBY menjalankan politik luar negeri yang mumpuni.
Dino menyebutkan Presiden SBY memperhatikan Kementerian Luar Negeri seperti mengatasi persoalan anggaran.
Selama 14 tahun lalu, Dino menjelaskan Amerika menilai Indonesia sebagai negara "pesakitan" karena kebijakan yang salah, muncul kekerasan dan persoalan lainnya.
Sejak kepemimpinan SBY, Dina mengungkapkan Indonesia dipandang sebagai negara teladan salah satunya saat terjadi masa transisi demokrasi di Timur Tengah, konflik Myanmar dan Thailand.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika itu, menambahkan keberhasilan kepemimpinan SBY lainnya, yakni demokrasi dan ekonomi yang kuat.
Dino menyarankan pemerintah akan datang harus membuat "buku putih" hubungan internasional yang telah dibangun SBY.
Anggota Komisi I DPR RI Ramadhan Pohan menyatakan buku putih tersebut berisi rumusan kebijakan luar negeri dari berbagai bidang.
"Setidaknya ada 14 perjanjian bilateral strategis yang harus dimanfaatkan dengan baik," ungkap Pohan.