Selasa 04 Mar 2014 16:49 WIB

Oegroseno Ingin Jadi Presiden Satpam

Komjen (Pol) Oegroseno
Foto: Antara
Komjen (Pol) Oegroseno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Wakapolri Komjen (Purn) Oegroseno ingin menjadi presiden satuan pengamanan (Satpam) usai pensiun dari kesatuan Bhayangkara tersebut.

"Secara formil, saya belum tahu, tapi saya ingin mengembangkan satpam, Presiden Satpam," kata Oegroseno usai serah terima jabatan kepada Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti di Mabes Polri, Jakarta, Selasa.

Oegroseno menilai hingga saat ini pengelolaan satpam belum dikelola dengan baik yang dikhawatirkan akan dimasuki pihak-pihak yang ingin merusak keamanan negara.

"Kemarin, masih ditemukan di perusahan jasa pengamanan ini ijazah palsu semua. Saya mengambil kesimpulan berarti teroris masuk ke perusahaan-perusahaan satpam ini," ucapnya.

Dia menjelaskan satpam bagian dari Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 untuk Pamswakarsa jadi harus dikelola dengan baik.

Oegroseno menjelaskan mekanismenya, yakni mengumpulkan data-data, membuat sertifikasi dan kompetensi yang tidak terlepas dari kepolisian.

Dia juga berharap Satpam suatu saat nanti bisa menangani jika ada bom, pengamanan TKP dan mengindentifikasi orang-orang yang jadi DPO.

"Karir dan gaji mereka harus jelas, selama ini kan di tv saja jadi bulan-bulanan," ujarnya.

Dia menambahkan terkait pengawasan, akan dikelola dengan baik agar menjadi mitra Polri.

"Obsesi saya nanti, ada anggota satpam yang duduk di Komisi III DPR dan berkomunikasi dengan Kapolri suatu saat," tuturnya.

Dia mengaku keinginannya itu sudah lama sejak ia menjadi Kapolda sebelum menjadi Wakapolri.

"Mungkin saya dianggap terlalu tinggi, tapi itu obsesi saya dan saya yakin bisa tercapai, sehingga tidak ada lagi satpam tukang parkir, bikin kopi dan mi instan," tukasnya.

Oegroseno yang merupakan Akpol 1978 dalam karirnya pernah menjabat Kapolda Sulawesi Tengah (2005-2006), Kapolda Sumatera Utara (2010-2011), Kepala Lembaga Pendidikan Polri (2011-2012), Kabaharkam Mabes Polri (2012-2013) dan Wakapolri (2013-2014).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement