REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membantah kabar bahwa Gunung Ciremai telah dijual.
Direktur Jendral Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, yang sebenarnya terjadi adalah pelelangan terkait potensi panas bumi yang ada di Gunung tersebut.
"Tidak ada yang namanya jual beli gunung, yang ada adalah lelang," kata Rida dalam konferensi pers, Jakarta, Rabu (5/3).
Proses lelang tersebut, lanjut Rida, telah dilakukan secara terbuka, dan menghasilkan PT Chevron sebagai pemenang tender.
"Jadi yang kita lelang adalah potensi Geothermal yang terdapat di Gunung Ciremai, bukan Gunungnya yang dijual," jelas dia.
Rida menyebut, potensi Geothermal yang terdapat di Gunung Ciremai diprediksi mencapai 150 Mega Watt (MW). Rencananya, PT Chevron ingin membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi berkapasitas 2 X 55 MW.
Rida mengungkapkan, walau tidak tahu pasti kisaran nilai investasinya, namun dia menyebut berada di kisaran 390 juta dolar AS hingga 440 juta dolar AS atau sekitar Rp 4,5 triliun hingga Rp 5 triliun.
Nilai investasi tersebut, menurut Rida, menambah devisa negara. Selain itu penyediaan listrik semakin meningkat.