REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Golongan putih (golput) selalu ada pada setiap penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu) maupun Pilkada (pemilihan kepala daerah). Bahkan, angka golput ini sudah dianggap masalah serius.
Karena, tingginya angka golput tak hanya terjadi di kota saja tapi sudah merambah ke desa-desa. Untuk menekan angka golput ini, KPU Jabar akan melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar pada awal kampanye bersama.
''Kami baru pertama kali melibatkan MUI. Optimis lah, kan mereka ikut berperan,'' ujar Ketua KPU Jabar, Yayat Hidayat, kepada wartawan di acara rapat 'Persiapan Pelaksanaan Kampanye Rapat Umum Pemilu Legislatif 2014', Rabu (12/3).
Dengan melibatkan MUI Jabar, kampanye bersama pada 16 Maret 2014 nanti diharapkan bisa mengurangi jumlah golput. Karena, golput ini sudah menjadi masalah serius dan harus diperhatikan.
Apalagi, saat Pilkada Cirebon pada Desember lalu, presentase golputnya sudah sangat tinggi mencapai 54 persen. Paling banyak masyarakat golputnya tinggal di Kampung.
''Itu angka terendah di Jabar. Bupati pemenangnya hanya mendapat suara 32 persen, sementara golput 54 persen,'' katanya.