REPUBLIKA.CO.ID, SUMENEP -- Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, saat ini kekurangan 284 dokter, kata Bupati Sumenep Busyro Karim, Jumat.
"Jumlah dokter yang ada di Kabupaten Sumenep saat ini hanya 120 orang, terdiri dari dokter umum sebanyak 103 orang dan dokter spesialis 17 orang," katanya di Sumenep, Jumat (20/3).
Dengan jumlah dokter sebanyak 120 orang itu, maka 1 orang dokter harus melayani sekitar 9 ribu orang, mengingat jumlah penduduk di kabupaten paling timur di Pulau Garam Madura itu sekitar 1 juta orang jiwa lebih.
Padahal, sambung dia, idealnya satu orang dokter maksimal menangani 2.500 orang, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh organisasi kesehatan dunia.
"Dengan demikian, jumlah dokter ideal di Kabupaten Sumenep minimal 404 orang, sehingga dengan jumlah dokter seperti itu, maka pelayanan kesehatan bisa lebih maksimal," kata Busro Karim.
Bupati mengatakan, pihaknya telah menyerukan kepada para santri di lembaga pendidikan pondok pesantren agar diantara mereka hendaknya ada yang masuk jurusan kedokteran, mengingat bidang pekerjaan ini masih membutuhkan banyak tenaga.
"Kebanyakan di pondok pesantren itu kan menjadi guru, nah, ada baiknya juga masuk pada jurusan kedokteran," kata Busro Karim.
Ia menjelaskan, pihaknya telah menyampaikan kekurangan tenaga dokter di Kabupaten Sumenep itu kepada pemerintah pusat melalui Pemprov Jatim, namun sejauh ini belum ada tambahan tenaga dokter.
Kabutuhan tenaga dokter di Kabupaten Sumenep lebih banyak dibanding tiga kabupaten lain di Pulau Madura, karena kabupaten yang terletak di ujung timur Pulau Madura itu memang lebih luas dibanding tiga kabupaten lain, seperti Pamekasan, Sampang dan Kabupaten Bangkalan.
Kabupaten Sumenep juga terdiri dari daratan dan kepulauan, sehingga secara otomatis layanan kesehatan juga lebih luas dengan jumlah dokter yang dibutuhkan juga akan lebih banyak.