Rabu 26 Mar 2014 02:16 WIB

Afganistan Tuduh Intelijen Pakistan Dalangi Serangan Hotel di Kabul

Rep: C64/ Red: A.Syalaby Ichsan
Pasukan Pakistan siaga di perbatasan
Foto: VOA
Pasukan Pakistan siaga di perbatasan

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Peristiwa penembakan  di hotel mewah ibu kota Afganistan yang menyebabkan sembilan orang tewas, dilakukan oleh beberapa orang bersenjata yang diduga berasal dari Pakistan. 

Agen Afganistan pada Selasa (25/3) menuduh intelejen Pakistan merupakan bagian dari penyerangan di Hotel Serena, di Kabul, seperti yang dilansir AFP.

Empat orang pelaku bersenjata berhasil lolos dari pemeriksaan pihak keamanan kemudian bersembunyi di toilet hotel mewah itu.  Peristiwa ini terjadi beberapa minggu menjelang pemilihan suara Presiden Afganistan yang baru.

Taliban mengklaim bertanggungjawab, tetapi otoritas Afganistan  mempunyai barang bukti yang mendesak Pakistan.“Serangan itu sudah direncanakan,” ujar Pejabat Badan Keamanan Nasional.

Pakistan merupakan pendukung utama rezim Taliban di Afganistan. Pemerintah Afganistan telah mengawasi dan menduga bahwa keduanya mempunyai hubungan dalam pergerakan dengan intelejen Islamabad.

Tuduhan atas keterlibatan Pakistan terhadap serangan di Afganistan bukan merupakan hal yang biasa saja. “Namun, hal ini merupakan hal yang luar biasa,” ujar Direktorat Keamanan Nasional Afganistan. 

Otoritas terkait mengungkap, ada salah satu  warga asing yang berhubungan dengan petugas Intelejen. "Hal itu kami lihat di gambar yang dicurigai berkaitan dengan serangan tersebut."

Petugas telah menginvestigasi dugaan tersebut. Mereka menemukan bukti terdapat anggota Intelijen Afganistan yang ikut serta dalam perencanaan penyerangan itu.

Tasneem Aslam perwakilan dari Kementerian Luar Negeri Pakistan membantah klaim Afganistan terkait peristiwa tersebut, “hal itu merupakan ganguan besar,” ujarnya.

"Tujuh pegawai senior petugas keamanan telah ditahan atas peristiwa tersebut,” ujar perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri Afganistan.

Korban dari peristiwa tersebut terdiri atas, Sardar Ahmad beserta istri dan dua dari tiga anak mereka. Juga, warga Afganistan dan empat warga asing lainnnya (dua asal Kanada, satu asal Amerika dan satu asal Paraguay).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement