Senin 31 Mar 2014 20:59 WIB

DPR: MH370 Tidak Terdeteksi Bukan Berarti Pertahanan Lemah

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Joko Sadewo
 Keluarga korban penumpang pesawat Malaysia Airlines MH370  menangis saat berunjuk rasa di depan gedung Kedubes Malaysia di Beijing, Selasa (25/3).   (Reuters/Kim Kyung-Hoon)
Keluarga korban penumpang pesawat Malaysia Airlines MH370 menangis saat berunjuk rasa di depan gedung Kedubes Malaysia di Beijing, Selasa (25/3). (Reuters/Kim Kyung-Hoon)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Masyarakat diminta tidak skeptis dengan kekuatan pertahanan Indonesia. Meski radar militer TNI Angkatan Udara tidak mendeteksi keberadaan pesawat Malaysia Airlines MH370, tidak berarti alutsista pertahanan Indonesia lemah.

“Radar militer memang tidak selalu beroperasi selama 24 jam,” kata Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin ketika dihubungi Republika, Senin (31/3).

 

Dalam situasi damai radar militer memang sengaja tidak dioperasikan selama 24 jam. Ini agar masa kerja radar bisa bertahan lebih lama. Hasanuddin menjelaskan cara kerja radar militer tidak ubahnya mesin kendaraan. Butuh bahan bakar untuk menggerakan mesin motor dan perawatan berkala.

“Kalau 24 jam berputar tidak akan kuat. Ada jedanya. Setelah 16 jam misalnya berhenti didinginkan dahulu. Radar itukan mutar pakai mesin motor,” ujarnya.

 

Tidak mudah bagi radar militer mendeteksi gerakan pesawat komersial MH370. Ini karena peruntukan radar militer memang bukan untuk memantau gerakan pesawat komersial. Belum lagi, kata Hasanuddin, ada faktor-faktor yang membuat radar militer tidak bisa mendeteksi keberadaan benda-benda asing di udara.

Hasanuddin menjelaskan keberadaan benda asing di udara bisa tidak terdeteksi radar apabila benda asing terbang di antara bukit, pegunungan, dan terbang rendah. Atau, imbuh Hasanuddin, bisa saja pilot MH370 sengaja mematikan sinyal pesawat agar tidak terdeteksi.

Dia berharap kondisi ini bisa membuat semua pihak sadar dan tidak menyalahkan Indonesia. “Radar militer negara lain juga tidak mendeteksi kenapa Indonesia yang disalahkan?” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement