Senin 31 Mar 2014 23:55 WIB

Caleg Perempuan Sulit Berbuat Banyak

 Caleg Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) yang juga pedangdut Camelia Panduwinata Lubis alias Camel Petir berkampanye di GOR Mampang Prapatan, Jakarta, Senin (17/3). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Caleg Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) yang juga pedangdut Camelia Panduwinata Lubis alias Camel Petir berkampanye di GOR Mampang Prapatan, Jakarta, Senin (17/3). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG --  Pengamat politik dari Provinsi Banten, Agus Sutisna berpendapat keterwakilan perempuan di parlemen pascapemilu legislatif 2014 tidak akan serta merta menghasilkan banyak perubahan, baik dari sisi jumlah maupun kualitas.

"Kami meminta perempuan tidak pesimistis, meskipun kualitas dan jumlah di legislatif tidak akan ada perubahan yang signifikan," kata Agus Sutisna yang juga dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi La Tansa Mashiro Rangkasbitung, di Lebak, Banten, Senin (31/3).

Ia mengatakan, keterwakilan perempuan di parlemen 30 persen sesuai dengan kuota Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012 tidak akan terealisasi.

Sebab perjuangan perempuan dalam dunia politik tentu membutuhkan waktu dan energi. Oleh karena itu, pihaknya mendesak aktivis perempuan dari kalangan perguruan tinggi dapat memperkuat kapasitas dan kompetensi di legislatif.

Selama ini, keterwakilan perempuan di parlemen belum menghasilkan yang berkualitas dan berkompetensi.

"Kami berharap ke depan aktivis perempuan bisa terjun ke dunia politik dan paling tidak untuk target Pemilu 2019 yang akan datang," katanya.

Menurut dia, saat ini Pemilu 2014 yang bisa dilakukan adalah terus memanfaatkan waktu untuk memberikan pencerahan dan penyadaran politik pada para pemilih perempuan agar mereka memberikan suaranya bagi para caleg perempuan yang kompeten.

Selama ini, jumlah perempuan di dunia politik belum cukup menggembirakan karena kaum itu mengalami marjinalisasi dibandingkan laki-laki. Selain itu juga partai politik memilih caleg perempuan hanya memenuhi UU 30 persen tanpa seleksi kompetensi yang ketat.

Karena itu, hal wajar jika perempuan di legislatif pada pemilu selalu tidak tercapai target 30 persen.

"Kami mengajak para aktivis perempuan agar tidak gentar menghadapi dominasi dan tekanan politik yang bisa menghambat proses mobilitas kaum perempuan dalam dunia politik," katanya.

Ia menyebutkan perempuan harus makin memberi warna dalam kehidupan politik nasional, karena pelbagai persoalan yang dihadapi bangsa ini pada dasarnya merupakan persoalan bersama yang imbasnya juga terhadap keberadaan kaum perempuan.

"Kami yakin ke depan keterwakilan perempuan di parlemen bisa memberikan perjalanan bangsa yang lebih baik untuk kesejahteraan masyarakat," ujar mantan KPU Lebak periode 2008-2014 itu.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement