Selasa 01 Apr 2014 19:01 WIB

Ribuan Pasukan TNI Akan Ditarik dari Riau

   Personel Paskhas TNI AU bersiap memasuki pesawat Hercules yang akan diberangkatkan untuk membatu pemadaman kebakaran hutan Riau di Taxi Way Halim Perdana Kusuma Jakarta, Sabtu (15/3). (Antara/Wahyu Putro)
Personel Paskhas TNI AU bersiap memasuki pesawat Hercules yang akan diberangkatkan untuk membatu pemadaman kebakaran hutan Riau di Taxi Way Halim Perdana Kusuma Jakarta, Sabtu (15/3). (Antara/Wahyu Putro)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Ribuan pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan ditarik ke Mabes TNI seiring dengan kebakaran lahan dan hutan penyebab polusi asap di Provinsi Riau yang telah teratasi.

"Hotspot (titik panas) dan asap akibat kebakaran lahan dan hutan di Riau dapat diatasi oleh Satgas Operasi Terpadu hingga saat ini," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif kepada pers lewat pesan elektronik yang diterima, Selasa (1/4) siang.

Ia mengatakan, titik panas atau kebakaran lahan di Riau terus berkurang sejak satu pekan terakhir seiring dengan keberhasilan upaya hujan buatan yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Pada Ahad (30/3) titik panas tidak lagi terdeteksi oleh satelit, dan pada Senin  hingga saat ini hanya ada satu titik panas yakni di Indragiri Hilir, katanya.

Syamsul mengatakan penanganan kebakaran lahan bakal diserahkan kepada Gubernur Riau Annas Maamun, dan sebanyak 1.000 personil Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana dari TNI akan ditarik kembali pada Jumat (4/4) nanti.

Pasukan TNI tersebut hingga saat ini masih menyebar di berbagai daerah melakukan Operasi Militer Selain Perang dengan pemadaman api dan asap, patroli dan sosialisasi. "Sebelum kembali ke Jakarta semua personel akan diperiksa kesehatannya. Hampir tiga minggu terpapar langsung oleh api dan asap. Kemudian akan diterbangkan ke Jakarta dengan sepuluh Hercules C-130 TNI AU," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement