Rabu 02 Apr 2014 17:19 WIB

PNS Cirebon Kumpulkan Sumbangan untuk Satinah

Rep: Lilis Handayani/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sulastri, kakak ipar TKI Satinah memperlihatkan foto terkini Satinah yang diabadikan pada awal Februari lalu di penjara kota Buraydah, Arab Saudi, di rumahnya di Desa Kalisidi, Ungaran, Semarang, Jateng, Selasa (25/3).
Foto: Antara
Sulastri, kakak ipar TKI Satinah memperlihatkan foto terkini Satinah yang diabadikan pada awal Februari lalu di penjara kota Buraydah, Arab Saudi, di rumahnya di Desa Kalisidi, Ungaran, Semarang, Jateng, Selasa (25/3).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Nasib yang dialami Satinah, tenaga kerja Indonesia (TKI) yang sedang menghadapi ancaman hukuman mati di Arab Saudi, mengundang aksi kepedulian di berbagai daerah.

Di Kota Cirebon, kepedulian ditunjukkan ratusan pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemkot Cirebon, Rabu (2/4). Dengan dipimpin Wali Kota Cirebon, Ano Sutrisno, sekitar 500 orang PNS itu memberikan sumbangan secara spontan, usai apel pagi kenaikan pangkat, di halaman Balai Kota Cirebon.

Dalam aksi tersebut, terkumpul bantuan senilai lebih dari Rp 5,3 juta. Saat apel, Ano menyatakan, bantuan tersebut bersifat sukarela dan tidak memaksa. Namun, dia sempat mengingatkan para PNS yang mendapatkan kenaikan golongan, untuk memberikan bantuan yang sedikit lebih besar.

''Aksi pengumpulan dana untuk Satinah ini tidak hanya berhenti di sini. Aksi pengumpulan dana ini akan diteruskan ke berbagai organisasi perangkat daerah,'' tutur Ano.

Ano berharap, seluruh pegawai di lingkungan Pemkot Cirebon tergerak hatinya untuk menyumbang guna meringankan beban Satinah.  Dia pun mengaku tidak menargetkan besaran sumbangan yang dikumpulkan dari para pegawainya itu.

Tak hanya dilakukan di kalangan pegawai Pemkot Cirebon, Ano juga berencana akan turun ke jalan untuk melakukan penggalangan dana pada masyarakat.

Ano mengungkapkan, terlepas dari persoalan hukum yang menjerat Satinah, namun perempuan asal Jateng itu merupakan warga negara Indonesia yang sedang menghadapi musibah.''Dia saat ini membutuhkan bantuan kita, ya kita bantu semampunya,'' tegas Ano.

Ano pun berharap, Pemerintah Pusat melalui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengambil langkah terbaik untuk menyelamatkan pahlawan devisa itu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement