REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU– Memasuki musim tanam gadu (kering), puluhan ribu hektare sawah di Kabupaten Indramayu tak diizinkan untuk ditanami padi. Hal itu menyusul ancaman kekeringan di musim kemarau yang disertai prediksi el nino.
Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Takmid Sarbini, menyebutkan, luas lahan sawah di Kabupaten Indramayu mencapai 128 ribu hektare. Dari jumlah itu, hanya lahan seluas 105 ribu hektare yang diizinkan tanam padi pada musim tanam gadu.
‘’Sisanya (yang mencapai 23 ribu hektare) tidak diizinkan tanam padi karena tidak ada jaminan pasokan air yang cukup,’’ ujar Takmid, kepada ROL, Senin (7/4).
Takmid menyebutkan, lahan yang tidak diizinkan untuk tanam padi pada musim gadu itu, di antaranya tersebar di Kecamatan Kandanghaur, Losarang, Arahan, Cantigi, Krangkeng, Karangampel, Juntinyuat dan Balongan. Lahan sawah di daerah-daerah itupun terendam banjir saat Januari lalu sehingga harus melakukan tanam ulang.
Takmid mengungkapkan, untuk lahan yang tidak diizinkan tanam padi, sebaiknya beralih pada tanaman palawija. Pasalnya, tanaman palawija tidak membutuhkan banyak air. Seperti misalnya, kacang kedelai, kembang kol dan timun suri.
Sedangkan untuk lahan yang masuk jaminan air irigasi pada musim gadu, Takmid mengimbau untuk dilakukan percepatan musim tanam. Hal itu juga dimaksudkan untuk mengantisipasi ancaman kekeringan. ‘’Terapkan sistem culik,’’ tegas Takmid.
Dengan sistem culik, maka petani harus sudah mulai persemaian saat lahan memasuki masa panen. Hal itu dimaksudkan untuk mengejar hujan yang saat ini terkadang masih turun. Terpisah, Ketua BMKG Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Pujiono. menjelaskan, musim kemarau tahun ini dibayangi prediksi terjadinya fenomena el nino sekitar Juli 2014. Hal itu menyebabkan musim kemarau akan semakin kering akibat minimnya curah hujan.
‘’Untuk petani yang menggunakan sistem tadah hujan, sebaiknya tidak menanam padi,’’ tandas Pujiono.