REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (8/4) pagi bergerak menguat dua poin menjadi Rp 11.303 dibanding sebelumnya di posisi Rp 11.305 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah kembali menguat meski cenderung terbatas, diharapkan BI rate tetap dipertahankan 7,5 persen karena dinilai masih dapat menjaga pertumbuhan perekonomian Indonesia," ujar Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (8/4).
Ia mengatakan sebagian pelaku pasar sedang mengantisipasi hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang sedianya dilaksanakan pada hari ini (Selasa, 8/4). Di sisi lain, lanjut dia, sebagian mata uang dunia juga masih mengalami penguatan terhadap dolar AS merespon beberapa data-data ekonomi AS yang turun seperti nonfarm payrolls, serta manufaktur.
Analis Bank Mandiri Renny Eka Putri mengatakan bahwa dalam jangka pendek mata uang rupiah masih positif seiring dengan fundamental ekonomi Indonesia yang positif. Ia mengemukakan bahwa inflasi Maret di level 0,08 persen, serta surplus pada neraca perdagangan Indonesia Februari 785,3 juta dolar AS, ditambah indeks keyakinan konsumen (IKK) periode Maret 2014 tercatat meningkat menjadi 118,2, dari 116,2 pada bulan sebelumnya masih menjadi sentimen yang positif.
Ia menambahkan bahwa cadangan devisa Indonesia periode Maret 2014 yang masih berada di atas level 100 miliar dolar AS dinilai masih cukup baik dalam menjaga stabilitas ekonomi.