REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wakil Ketua Umum DPP PPP Hazrul Azwar mengatakan pihaknya tetap berusaha membuka pintu islah atau damai dengan kubu Sekretaris Jenderal Romahurmuzy agar tidak ada lagi konflik internal yang berkepanjangan.
"Saya melihat di sini belum banyak yang hadir. Itu menunjukkan banyak yang tak mau kerja sama dengan kami," ujar Hazrul Azwar di kantor DPP PPP, Menteng, Jakarta, Selasa.
Menurut dia, sesuai AD/ART partai, pemegang kekuasaan tertinggi yaitu Ketua Umum sah Suryadharma Ali yang terpilih dalam muktamar partai beberapa waktu lalu. "Kalau ada yang tak setuju, katakan saja di forum dan kenapa? Mungkin kami akan coba mendengarkan semua. kalau ragu yah datang, dengarkan Ketua Umum, inilah forum yang tepat diundang ketum itu kan," kata dia.
Terkait rencana Musyawarah Kerja Nasional yang akan digelar oleh kubu Sekretaris Jenderal Romahurmuzy pada Rabu (23/4), ia enggan berkomentar terkait masalah tersebut karena baginya secara AD/ART bahwa pimpinan tertinggi yaitu Ketua Umum.
"Kami tidak mau bicara sah atau tidaknya. Kalau musyawarah tak diketahui ketum. Apakah itu sah? Secara AD/ART bahwa pimpinan tertinggi ketum. Kalau ada yang melaksanakan tanpa seizin ketum, terserah mengartikannya apa," ujar dia.
Karena itu pihaknya tetap akan berusaha untuk islah atau damai. Ini merupakan ujian agar PPP dapat naik kelas. "Islah itu dari kedua sisi kami inginnya damai, kami tetap berusaha bahwa partai ini damai. Jangan berkoar-koar di belakang maupun media, ini yang benar, ini Ketua Umum, PPP dalam rangka yang solid dan ini merupakan ujian agar PPP dapat naik kelas," kata dia.