REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dubai Islamic Bank sebelumnya berencana untuk berekspansi ke tanah air. Bahkan DUbai Islamic Bank telah melakukan penjajakan kepada salah satu bank, yaitu anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, BNI Syariah.
Direktur Keuangan BNI Yap Tjay Soen menyatakan sebenarnya kemitraan strategis antar kedua bank tersebut masih jauh. Karena saat ini masih dalam tahap pembicaraan. Ia mengakui memang sebenarnya saat ini banyak bank-bank syariah asing yang ingin masuk.
Namun, terbentur valuasi yang begitu tinggi. Terkait kemungkinan investasi Dubai Islamic Bank, Yap Tjay Soen menyatakan belum terjadi pembicaraan ke arah itu. Hanya saja, ia menyebut bank syariah terbesar di Uni Emirat Arab itu enggan menggelontorkan dana Rp 4 triliun.
Seperti halnya ketika Sumitomo Life membeli saham BNI Life senilai Rp 4,2 triliun. Direktur Bisnis BNI Syariah, Imam Teguh Saptono menyampaikan terkait kerjasama strategis ataupun joint venture, sepenuhnya hak induk sebagai pemegang saham.
Karena sepenuhnya menjadi domain induk terkait rencana mencari investor strategis untuk pengembangan BNI Syariah ke depan. Intinya, kata Yap Tjay Soen, dengan kehadiran investor strategis, BNI Syariah akan memiliki aksesibilitas atas sumber modal dan jaringan global.
Selain itu, juga kapabilitas pada segmen-segmen seperti korporasi dan syariah capital market.Sebelumnya, dilansir dari Al Arabiya, CEO Dubai Islamic Bank, Adnan Chilwan menyampaikan kalau perseroan siap berekspansi dalam beberapa tahun ke depan.
Khususnya dengan melakukan konsolidasi internal. Pasar yang mereka tuju adalah Indonesia dan Kenya. Saat ini jaringan global DIB mencakup negara Sudan, Pakistan, Jordania, dan Bosnia. Terkait Indonesia, ia menyatakan sedang menjajaki beberapa opsi.
Adnan mengatakan bentuknya bisa akuisisi atau membentuk joint venture. Sementara opsi lainnya adalah mendirikan perseroan pembiayaan syariah atau masuk ke pasar yang belum banyak dijamah perbankan lokal.